BAGI umat Islam, bulan Ramadhan bukan hanya sekadar bulan di mana mereka menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas intim dari fajar hingga terbenamnya matahari.
Lebih dari itu, Ramadhan merupakan bulan penuh berkah di mana umat Islam berpuasa sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT dan untuk meningkatkan ketakwaan mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada umatnya hakikat dari puasa.
Beliau bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa setiap amalan kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya hingga 700 kali lipat, kecuali puasa.
BACA JUGA:Kiat Jaga Kesehatan Selama Berpuasa Bagi Penderita Asam Lambung
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan (16)
Puasa adalah amalan yang khusus untuk Allah SWT, dan Allah sendiri yang akan memberikan balasannya.
Ini karena puasa melibatkan penahanan diri dari syahwat dan makanan untuk Allah semata.
Namun, hakikat puasa tidak hanya sebatas menahan diri dari makanan dan minuman.
Puasa juga mengajarkan untuk menahan diri dari segala perbuatan dan perkataan yang diharamkan.
BACA JUGA:Teladan dari Rasulullah SAW Dalam Berbuka Puasa
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan (14)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa puasa bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji.
Dalam konteks ini, penting bagi umat Islam yang sedang menjalani puasa untuk tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk perbuatan dan perkataan yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa.
Sebagaimana yang disampaikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ath Thabaroni, betapa banyak orang yang berpuasa namun hanya mendapatkan rasa lapar dan haus dari puasanya.