Risalah Shiyam
Ilustrasi--
ALLAH swt berfirman: artinya “hai orang orang yang beriman di wajibkan atas kamu berpuasa sabagaimana diwajibkan atas atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” QS: Al Baqarah 183.
Kata“kutiba”memberikan jelas kepada kita bahwa puasa adalah perintah yang ditunjukkan kepada kita semua dan kaum sebelum kita serta kewajiban ini tertera kepada seluruh kitab suci yang Allah swt turunkan .
Kata“kama kutiba” juga memperkuat makna di atas, bahwa seluruh umat ini mendapatkan perintah untuk berpuasa walaupun dengan waktu dan cara yang berbeda-beda ,menurut As Sya”by dan Qotadah bahwa Allah swt telah mewajibkan puasa Ramadhan kepada kaum nabi Musa as dan kaum nabi Isa as lalu pastur-pastur mereka menambahnya sepuluh hari,dan ketika salah seorang pastur mereka tersebut sakit maka mereka bernazar jika sang pastur yang sakit itu sembuh mereka akan menambah puasa mereka lagi sepuluh hari lagi ,hingga genaplah puasa mereka lima puluh hari.
BACA JUGA:Si Buruk Rupa Tapi Jadi Rebutan Bidadari
BACA JUGA:Mukjizat Berpuasa Ramadan Bagi Kesehatan
Mujahib berpendapat bahwa Allah swt mewajibkan puasa terhadap seluruh umat di muka bumi ini.
Al Jami”li AhKami Al Qur”an Juz 2 hal 278.
Kaidah puasa untuk umat nabi Muhammad saw adalah “Taisir” (mempermudah)dan bukan “Ta”sir”(mempersulit).
Hal ini Allah swt jelaskan dalam AlQur”an:artiannya “Allah swt menghendaki kemudahan bagimu dan bukan kesulitan bagimu”Qur”an surah Al Baqarah 185.
Kaidah ini sesuai perjalanan panjang di wajibkannya puasa yang berangsur-angsur yaitu:
BACA JUGA:Timbulkan Kekhawatiran dan Ketakutan
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan (15)
1. Diwajibkan dengan ungkapan“takhyir” (perbuatan yang baik). Allah swt berfirman:Artinya “dan berpuasa lebih baik kepadamu jika engkau mengetahui” Quran surah: Al Baqoroh 184
2. Diwajibkannya puasa secara “Hatman”(pasti) namun bilamana orang yang berpuasa tertidur sebelum makan maka diharamkan baginya makan dan minum hingga malam besoknya.