Ia baru bisa menemani Rasul setelah pembebasan Mekah, tepatnya tahun 8 H/630 M.
Saat itu, bersama keluarganya dan penduduk Mekah, terang-terangan ia memeluk Islam.
BACA JUGA:Puasa Membentuk Karakter Pribadi Mulia
BACA JUGA:Menuju Kemenangan Ramadhan
Demi menebus kesalahan di masa silam, waktu yang singkat itu ia gunakan dengan sebaik-baiknya.
Dua minggu pasca-penaklukkan Mekah, Muawiyah ikut bersama Rasul dalam Perang Hunain.
Bersama ayahnya Abu Sufyan, ia bertempur gagah berani. Kaum Muslimin akhirnya memenangi pertempuran dan Muawiyah mendapat harta rampasan yang besar karena statusnya sebagai muallaf.
Setelahnya, pada tahun-tahun terakhir Nabi, Muawiyah dipercaya menjadi salah satu penulis wahyu sekaligus sekretarisnya. (*/bersambung)