Nama ini mencuat karena kawasan ini menjadi pusat aktivitas prostitusi yang terjangkau secara finansial bagi banyak orang.
Untuk mencapai Kampung Baru, pengunjung hanya perlu melewati lorong kecil sekitar 200 meter dari jalan protokol.
Namun, kondisi jalan yang rusak memerlukan kehati-hatian saat melintas.
Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disambut dengan pemandangan yang mungkin cukup mengejutkan.
Kampung Baru, dengan rumah-rumah semi permanen dan bertingkat, telah diubah menjadi tempat hiburan seperti kafe, karaoke, dan diskotek.
Di setiap sudut, tersedia kamar-kamar untuk keperluan tertentu.
Wanita-wanita berpakaian minim berseliweran, siap menyapa pengunjung dengan ramah. Beberapa di antaranya bahkan langsung menawarkan layanan mereka.
Mengenai tarif, harganya bisa dibilang cukup terjangkau, membuat tempat ini semakin diminati oleh banyak orang.
Kampung Baru Palembang, meskipun kontroversial, mencerminkan bagian dari sejarah dan kehidupan kota yang kompleks.
Sebagai pusat perdagangan dan aktivitas malam, kawasan ini mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi yang ada dalam masyarakat.
Meskipun sejarahnya penuh dengan kontroversi, Kampung Baru tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari lanskap budaya Palembang.
Sebagai bagian dari sejarah kota, kawasan ini mewakili perubahan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat setempat selama bertahun-tahun.
Meskipun kontroversial, bisnis ini tidak bisa dihindari terutama di daerah perkotaan.
Dengan sejarah yang panjang, kompleks prostitusi telah menjadi bagian dari lanskap budaya dan sosial Indonesia.
Kini, hampir semua tempat prostitusi ditutup oleh pemerintah.
Namun, ada sejumlah tempat prostitusi yang terkenal dan dianggap legendaris pada masanya.