KORANPALPOS.COM - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Dr. H. Herman Deru, menerima audiensi Pengurus Ikatan Keseminatan Kardioserebrovaskular Indonesia (IKKI) Cabang Palembang.
Audiensi sendiri terkait rencana pelaksanaan Kongres Nasional Perkumpulan Keseminatan Kardioserebrovaskular Indonesia yang akan digelar di Palembang.
Pertemuan berlangsung di Ruang Tamu Gubernur Sumsel, Jumat (22/11/2025) siang.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur memberikan apresiasi tinggi atas peran IKKI yang selama ini aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan ilmiah, mulai dari simposium, lokakarya (workshop), seminar daring, hingga kongres nasional yang dihadiri para tenaga medis dari berbagai daerah.
BACA JUGA:Al Quran Al-Akbar Gandus Jadi Primadona Wisata Religi di Palembang
BACA JUGA:PDS PA Palembang Edukasi Ratusan Santri Cegah Kanker pada Peringatan International Pathology Day
Menurutnya, kegiatan-kegiatan tersebut memiliki nilai strategis dalam meningkatkan kompetensi profesional di bidang kardiovaskular.
“Setiap ada kegiatan berskala nasional seperti ini, okupansi hotel langsung meningkat dan memberikan dampak ekonomi. Namun lebih dari itu, kita saling bertukar informasi tentang pelayanan kesehatan,” ujar Herman Deru.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur kembali menegaskan visi besarnya untuk menjadikan Sumatera Selatan sebagai provinsi pertama di Indonesia yang secara resmi mengusung konsep health tourism.
Ia mengaku prihatin melihat banyak masyarakat yang memilih berobat ke luar provinsi bahkan ke luar negeri seperti Penang karena menilai layanan kesehatan di daerah belum sepenuhnya memadai.
“Impian besar ini harus berdampak pada performa yang mesti kita benahi. Infrastruktur dan layanan kesehatan harus diperkuat. Saya ingin gerakan Sumsel Health Tourism ini tidak hanya menjadi wacana,” tegasnya.
BACA JUGA:Dinas Perikanan Berikan Bantuan Paket Budikdamber
BACA JUGA:Pemkot Palembang Buat Aplikasi Digital Penanganan Stunting
Herman Deru menilai Sumsel memiliki potensi besar untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan keberadaan tenaga medis yang kompeten dan sarana kesehatan yang terus berkembang, ia optimistis bahwa transformasi pelayanan kesehatan dapat diwujudkan dalam 5–10 tahun ke depan.
“Tidak mudah memang. Tapi kita harus memulai. Tidak ada kepentingan politik di sini, melainkan bagian dari tanggung jawab kita. Jika tidak dicanangkan, selamanya hal ini hanya akan jadi niat,” ujarnya.