Banyak pedagang yang menjajakan camilan ini di pasar malam, car free day, hingga bazar kuliner.
Bahkan, beberapa kafe dan kedai makanan kekinian pun mulai menghadirkan versi modern dari telur telur dengan berbagai topping, seperti keju, sosis, mayones, dan rumput laut kering.
Salah satu alasan mengapa jajanan telur telur begitu disukai adalah rasanya yang sederhana tapi memuaskan.
Dengan bahan utama telur, minyak goreng, dan sedikit bumbu, jajanan ini mampu menghadirkan cita rasa gurih yang menggoda.
Beberapa pedagang menambahkan tepung terigu atau maizena ke dalam adonan telur agar teksturnya lebih kenyal dan tidak mudah hancur.
Sementara itu, minyak goreng harus dalam kondisi panas agar telur cepat menggulung dan tidak menyerap minyak berlebih.
Tambahan saus pedas dan saus tomat memberikan sensasi pedas-manis yang khas, menjadikannya favorit anak-anak maupun orang dewasa.
Aroma harum dari telur yang baru digoreng pun seringkali memancing rasa lapar siapa pun yang melintas di dekat gerobak jajanan ini.
Walaupun termasuk dalam kategori jajanan sederhana, telur memiliki nilai gizi yang cukup tinggi.
Telur mengandung protein, lemak sehat, vitamin A, D, E, serta mineral seperti zat besi dan fosfor yang baik untuk pertumbuhan anak-anak.
Namun demikian, konsumsi jajanan ini sebaiknya tetap dibatasi.
Karena digoreng dalam minyak panas, telur telur bisa mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi jika dikonsumsi berlebihan.
Untuk versi yang lebih sehat, masyarakat kini mulai berinovasi dengan cara memanggang atau menggoreng menggunakan air fryer.
Selain itu, penggunaan telur puyuh juga semakin digemari karena memiliki rasa lebih gurih dan kandungan protein yang lebih padat dibanding telur ayam.
Bagi banyak orang dewasa, jajanan telur telur bukan sekadar camilan, tetapi juga simbol kenangan masa kecil.
Pemandangan pedagang dengan wajan bundar dan aroma telur goreng seringkali membangkitkan nostalgia tentang masa-masa istirahat di sekolah, ketika berdesakan di depan gerobak sambil menunggu giliran.