Rumah makan ini menyajikan rendang jengkol dengan bumbu yang lebih pedas dan aroma rempah yang tajam, khas masakan Minang asli.
Dalam sehari, rumah makan tersebut bisa menjual lebih dari 50 porsi rendang jengkol, terutama pada akhir pekan dan musim liburan.
“Banyak turis luar daerah, bahkan dari Malaysia dan Singapura, datang ke sini karena penasaran dengan rendang jengkol. Katanya, di sana jarang ada yang bisa bikin bumbu seenak ini,” kata Rahman (38), pengelola rumah makan tersebut.
Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Pariwisata juga turut mendorong pelestarian kuliner tradisional seperti rendang jengkol.
Dalam beberapa festival kuliner, rendang jengkol sering dijadikan salah satu ikon promosi wisata kuliner Minangkabau.
“Kuliner adalah bagian dari identitas budaya. Rendang jengkol merupakan warisan kuliner yang perlu dijaga dan dikenalkan kepada generasi muda serta wisatawan mancanegara,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Hendri Septa.
Rendang jengkol bukan sekadar makanan, tetapi simbol kreativitas masyarakat Minangkabau dalam mengolah bahan lokal menjadi hidangan istimewa.
Dengan cita rasa yang kuat, tekstur lembut, dan aroma menggoda, rendang jengkol Padang kini menjadi salah satu kuliner yang membanggakan Indonesia di kancah nasional maupun internasional.