Ada pula empal gentong dari Cirebon yang berbeda dari empal goreng karena dimasak dengan kuah santan kental berempah.
Variasi-variasi ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya kuliner Indonesia yang mampu beradaptasi sesuai budaya daerah.
Dari segi gizi, empal daging memberikan manfaat yang cukup besar bagi tubuh.
Kandungan protein hewani dalam daging sapi bermanfaat untuk membangun jaringan otot, menjaga kesehatan tulang serta meningkatkan daya tahan tubuh.
BACA JUGA:Bakso Bakar, Kuliner Khas Nusantara yang Kian Digemari Pecinta Street Food
BACA JUGA:Sambal Terasi Cabe Ijo Iris, Sensasi Pedas yang Menggugah Selera Nusantara
Selain itu, empal juga mengandung zat besi yang baik untuk mencegah anemia.
Namun, karena empal biasanya diolah dengan cara digoreng masyarakat disarankan untuk menikmatinya dalam porsi seimbang agar tidak berlebihan mengonsumsi lemak jenuh.
Saat ini, empal daging tidak hanya disajikan di rumah makan tradisional tetapi juga mulai dikreasikan di restoran modern dengan tampilan lebih kekinian.
Ada yang menghidangkannya bersama nasi liwet, nasi uduk hingga dalam bentuk paket praktis siap saji.
BACA JUGA:Tumis Labu Air, Hidangan Sehat dan Praktis yang Menjadi Favorit Keluarga Indonesia
BACA JUGA:Ikan Asin Sepat Sambal Iris, Kuliner Sederhana yang Bikin Nasi Tambah Lahap
Inovasi ini membuat empal semakin mudah dijangkau oleh masyarakat luas termasuk generasi muda yang ingin merasakan kelezatan kuliner Nusantara tanpa repot memasak.
Kehadiran empal daging menjadi bukti nyata bagaimana kuliner tradisional mampu bertahan dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Rasa autentiknya yang sulit tergantikan membuat empal terus dicari baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang ingin mencicipi kekayaan kuliner Indonesia.
Dengan kelezatan dan sejarah panjang yang dimilikinya, empal daging bukan sekadar makanan tetapi juga bagian dari identitas kuliner bangsa.
Tidak berlebihan jika empal disebut sebagai salah satu warisan rasa yang patut dijaga dan terus dilestarikan.*