Kedua korban segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis setelah api berhasil dipadamkan.
Kebakaran yang dipicu oleh konflik rumah tangga ini sontak membuat warga sekitar terkejut sekaligus prihatin.
Sejumlah warga yang menyaksikan kejadian mengaku kaget dengan tindakan nekat MA.
“Awalnya cuma dengar ribut-ribut, nggak nyangka bisa sampai rumah dibakar. Kasihan istrinya jadi korban,” ujar salah satu tetangga yang enggan disebutkan namanya.
Warga berharap kasus ini menjadi pelajaran penting agar persoalan rumah tangga diselesaikan dengan kepala dingin, bukan dengan kekerasan yang justru merugikan semua pihak.
Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut untuk memastikan unsur pidana dan kemungkinan adanya faktor pemicu lain selain rasa cemburu.
Polisi juga mengumpulkan bukti-bukti tambahan di lokasi kebakaran, termasuk memeriksa saksi mata.
“Proses penyelidikan masih berjalan. Kami akan mendalami lebih lanjut terkait cara pelaku membakar rumah dan mengapa sampai nekat melakukan itu,” kata Kompol Widodo.
MA terancam dijerat dengan pasal berlapis, mulai dari tindak pidana pembakaran hingga dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), mengingat insiden ini menimbulkan korban luka dari pihak keluarga.
Kasus ini menambah daftar panjang peristiwa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung pada tindak kriminal serius.
Banyak kalangan menilai, minimnya komunikasi dan lemahnya pengendalian emosi menjadi faktor utama terjadinya konflik rumah tangga yang tidak jarang berakhir tragis.
Pakar psikologi keluarga menyarankan agar pasangan suami istri yang menghadapi persoalan rumah tangga mencari jalan damai melalui konseling atau mediasi, alih-alih melampiaskan emosi dengan tindakan berbahaya.
“Cemburu adalah emosi yang wajar, tetapi ketika tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan tindakan impulsif yang berisiko, seperti kasus ini. Edukasi tentang pengelolaan emosi dalam keluarga sangat penting,” kata seorang psikolog keluarga ketika dimintai pendapat.
Kasus pembakaran rumah oleh MA (29) di Cakung menjadi pengingat betapa rentannya konflik rumah tangga memicu tragedi jika tidak diselesaikan dengan cara bijak.
Selain menimbulkan kerugian materi, peristiwa ini juga meninggalkan luka fisik maupun psikologis bagi korban.
Pihak kepolisian berjanji akan mengusut tuntas kasus ini, sementara masyarakat diimbau untuk lebih peka terhadap gejolak konflik di lingkungannya agar dapat mencegah kejadian serupa terulang kembali.