Awalnya, pedagang kaki lima mencoba memodifikasi siomay yang biasa dikukus menjadi gorengan karena masyarakat lokal lebih menyukai makanan yang renyah.
Dari percobaan tersebut, lahirlah batagor yang kemudian cepat mendapat tempat di hati masyarakat.
Kini, batagor tidak hanya dijual secara tradisional, tetapi juga dikemas secara modern dalam bentuk beku sehingga bisa dinikmati di rumah maupun diekspor ke luar negeri.
BACA JUGA:Soto Ayam Ati Ampela: Hidangan Tradisional yang Kaya Rasa dan Bergizi
BACA JUGA:Pancake, Si Imut yang Praktis Penyajiannya dan Paling Disukai Anak
Batagor juga memiliki berbagai variasi.
Selain batagor kering yang disajikan tanpa kuah, ada pula batagor kuah yang disiram dengan kaldu hangat.
Beberapa penjual menambahkan inovasi seperti isian keju, batagor bakar hingga batagor mini untuk camilan praktis.
Meski demikian, cita rasa klasik dengan saus kacang tetap menjadi favorit utama masyarakat.
BACA JUGA:Sambal Kecap: Pelengkap Sederhana yang Bikin Hidangan Semakin Lezat
BACA JUGA:Beragam Masakan Lezat dari Buah Nangka, Si Manis Serbaguna di Dapur Nusantara
Kepopuleran batagor bukan hanya soal rasa melainkan juga soal identitas budaya.
Makanan ini kerap menjadi oleh-oleh wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Bandung.
Banyak merek batagor terkenal yang bertahan puluhan tahun menjadi saksi bagaimana kuliner sederhana ini bisa mengangkat nama daerah.
Di tengah maraknya makanan modern, batagor tetap eksis sebagai simbol kreativitas kuliner Nusantara.
BACA JUGA:Resep Tumis Oncom yang Gurih dan Lezat Masakan Tradisional Kaya Nutrisi
BACA JUGA:Dimsum, Kudapan Khas Tiongkok yang Mendunia
Ia berhasil membuktikan bahwa makanan tradisional mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan keasliannya.
Tidak berlebihan jika batagor disebut sebagai salah satu warisan kuliner Indonesia yang patut dibanggakan.
Dengan cita rasa gurih, tekstur yang menggoda serta nilai sejarah yang melekat, batagor bukan sekadar makanan ringan melainkan bagian dari perjalanan panjang kuliner bangsa.