Banyak masyarakat yang membeli emas dalam pecahan kecil, terutama 0,5 gram hingga 5 gram, untuk tujuan tabungan dan investasi jangka panjang.
Kenaikan harga emas Antam juga memiliki implikasi pada sektor ekonomi domestik.
Di satu sisi, harga yang tinggi memberikan keuntungan bagi mereka yang sudah memiliki tabungan emas sejak lama.
Namun, bagi calon pembeli baru, harga ini terasa cukup berat.
Di sisi lain, tren kenaikan emas mendorong kesadaran masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Banyak investor ritel kini menjadikan emas sebagai salah satu instrumen dalam portofolio investasi, berdampingan dengan deposito, reksa dana, dan saham.
Mengacu pada tren global, harga emas berpotensi tetap berada di level tinggi sepanjang tahun 2025.
Faktor utama yang diperkirakan memengaruhi antara lain:
1. Ketidakpastian arah suku bunga The Fed.
2. Inflasi global yang masih berada di atas target.
3. Permintaan emas dari bank sentral sejumlah negara, terutama Tiongkok dan India.
4. Ketegangan geopolitik yang belum mereda.
Beberapa analis memperkirakan harga emas dunia bisa kembali menguji level US$2.500 per troy ounce jika kondisi global semakin tidak menentu.
Dengan demikian, harga emas Antam di dalam negeri berpotensi bergerak di atas Rp2,1 juta per gram.
Harga emas Antam pada Sabtu, 13 September 2025, resmi kembali naik ke level Rp2,095 juta per gram, dengan harga buyback di angka Rp1,942 juta per gram.
Kenaikan ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor global dan domestik, mulai dari kebijakan moneter AS, nilai tukar rupiah, hingga dinamika geopolitik.