Khasiat jahe dan serai dalam minuman ini efektif membantu mengatasi gangguan pencernaan.
Aman dikonsumsi oleh semua kalangan, bahkan penderita maag sekalipun.
Minuman ini tidak hanya sekadar pelepas dahaga, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi.
Bir Pletok sering dihidangkan dalam acara adat Betawi, seperti pernikahan, khitanan, hingga hajatan besar.
Kehadiran Bir Pletok dalam setiap acara menegaskan identitas masyarakat Betawi yang menjunjung tinggi nilai tradisi, sekaligus menunjukkan bagaimana kreativitas masyarakat lokal dalam menghadirkan alternatif minuman sehat dan halal.
Meski sempat meredup, Bir Pletok kini kembali naik daun. Banyak kafe, restoran, hingga UMKM menjadikan Bir Pletok sebagai menu andalan.
Bahkan, minuman ini mulai dikemas modern dalam botol siap minum sehingga lebih praktis dan bisa dipasarkan ke luar daerah.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga turut mendorong promosi Bir Pletok sebagai salah satu warisan kuliner Betawi.
Kehadirannya dalam Festival Betawi dan berbagai event pariwisata menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain sebagai bagian dari budaya, Bir Pletok juga memiliki potensi ekonomi yang besar. Dengan kemasan modern, minuman ini bisa dipasarkan secara lebih luas, baik di pasar domestik maupun ekspor.
Beberapa UMKM bahkan sudah memasarkan Bir Pletok dalam bentuk serbuk instan, sehingga mudah diseduh kapan saja.
Strategi ini membuka peluang bisnis yang menjanjikan, terutama di tengah tren gaya hidup sehat yang semakin populer.
Bir Pletok bisa dinikmati dalam berbagai cara, baik panas maupun dingin.
Saat disajikan panas, minuman ini cocok untuk menghangatkan tubuh di malam hari.
Sementara jika disajikan dingin, rasanya menyegarkan dan pas untuk menemani siang yang terik.
Rasa manis, hangat, dan aroma rempah yang kuat membuat Bir Pletok berbeda dengan minuman lainnya.