Roti Buaya Tradisi Khas Betawi yang Sarat Makna

Roti buaya hadir dalam pernikahan adat Betawi sebagai lambang cinta, kemapanan, dan harapan akan rumah tangga yang langgeng-foto:Istimewa-

KULINER,KORANPALPOS.COM – Di tengah gempuran budaya modern, salah satu tradisi Betawi yang tetap eksis dan terus dilestarikan adalah kehadiran roti buaya dalam prosesi pernikahan adat.

Roti buaya bukan sekadar sajian, tetapi simbol yang memiliki nilai filosofis tinggi, terutama dalam menggambarkan kesetiaan, kemapanan, dan kesabaran dalam rumah tangga.

Roti buaya pertama kali dikenal masyarakat Betawi sejak masa kolonial Belanda.

BACA JUGA:Menyegarkan dan Menggoda Es Durian Kembali Jadi Primadona Kuliner di Musim Panas

BACA JUGA:Rendang Daging Warisan Kuliner Minang yang Mendunia dan Digemari di Seluruh Dunia

Awalnya, roti ini merupakan adaptasi dari kebiasaan Belanda yang menyajikan roti dalam berbagai bentuk binatang saat perayaan tertentu.

Masyarakat Betawi kemudian mengembangkan bentuk buaya sebagai simbol yang relevan dengan nilai-nilai lokal.

Menurut catatan sejarah, buaya dikenal sebagai hewan yang setia pada pasangannya.

BACA JUGA:Bakso Tetelan Sajian Khas yang Menggoda Lidah Pecinta Kuliner Nusantara

BACA JUGA:Lezat dan Menggoda Udang Bakar Jadi Primadona Kuliner Laut yang Tak Pernah Mati Gaya

Inilah yang membuat masyarakat Betawi menganggap buaya sebagai representasi kesetiaan dalam pernikahan.

Dari sinilah lahir roti berbentuk buaya yang dijadikan seserahan dalam upacara pernikahan adat Betawi.

Roti buaya memiliki banyak makna filosofis, di antaranya:

BACA JUGA:Keripik Ubi: Camilan Ringan Favorit untuk Temani Perjalanan Jauh

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan