Lebih jauh, Syafei menuturkan bahwa keberlangsungan kegiatan hulu migas tidak hanya berbicara soal pencapaian target produksi.
SKK Migas bersama KKKS juga menempatkan kegiatan ini dalam kerangka besar pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden RI H Prabowo Subianto.
Salah satu cita-cita pembangunan nasional yang ditekankan Presiden adalah mewujudkan kemandirian energi sekaligus meningkatkan lifting migas nasional.
Oleh karena itu, SKK Migas bersama KKKS di Sumatera Selatan memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keberlanjutan operasi hulu migas sekaligus mendorong pencapaian target produksi.
“SKK Migas bersama KKKS memiliki tanggung jawab menjaga keberlanjutan operasi hulu migas sekaligus mencapai target, meningkatnya angka produksi dan lifting khususnya di wilayah Sumbagsel,” ujar Syafei.
Namun, ia menegaskan bahwa pencapaian target produksi bukanlah satu-satunya tujuan. Ada aspek lain yang juga menjadi perhatian serius, yakni keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah operasi migas.
Pada Media Field Trip 2025 ini, SKK Migas bersama KKKS mengajak jurnalis untuk melihat langsung program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang digelar di Desa Sungsang IV.
Desa ini dikenal sebagai salah satu wilayah pesisir yang memiliki potensi sekaligus tantangan lingkungan yang besar.
Menurut Syafei, SKK Migas bersama KKKS berkomitmen kuat dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat melalui program-program berbasis keberlanjutan.
“Melalui kegiatan ini pula, kami ingin membuktikan bahwa hulu migas dapat berjalan beriringan dengan komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan. Realisasi penanaman pohon mangrove yang telah dilakukan oleh SKK Migas-KKKS merupakan bukti nyata komitmen tersebut,” jelasnya.
Penanaman mangrove bukan hanya simbolis, melainkan langkah nyata menjaga ekosistem pesisir, melestarikan lingkungan, serta mendukung mata pencaharian masyarakat lokal yang bergantung pada hasil laut.
“Harapan kami melalui kegiatan ini dapat tercipta kolaborasi yang berkelanjutan antara SKK Migas-KKKS, pemerintah daerah, masyarakat, dan rekan-rekan media,” imbuh Syafei.
Dengan menanam mangrove, SKK Migas dan KKKS ingin menunjukkan bahwa aktivitas hulu migas tidak hanya sebatas eksplorasi dan produksi, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi.
Melalui kegiatan ini, SKK Migas berharap akan lahir hubungan yang semakin erat antara industri migas dengan insan pers.
Dengan komunikasi yang konstruktif, diharapkan semua pihak dapat bekerja sama mendukung keberlanjutan energi nasional, menjaga kelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasi migas.
“Harapan kami, kegiatan ini bukan hanya menjadi acara seremonial tahunan, tetapi terus berlanjut dalam bentuk kolaborasi nyata yang memberikan manfaat bagi semua pihak,” pungkas Syafei.