Namun minyak goreng curah justru naik menjadi Rp17.064 per liter, dari sebelumnya Rp17.546 per liter.
Sementara itu, gula konsumsi tercatat naik tipis menjadi Rp18.445 per kg, dari sebelumnya Rp18.341 per kg.
Kenaikan ini diperkirakan karena permintaan yang tetap tinggi di tengah stok yang relatif stabil.
Harga tepung terigu curah turun menjadi Rp9.479 per kg, dari sebelumnya Rp9.881 per kg.
Sedangkan tepung terigu kemasan mengalami koreksi dari Rp13.162 menjadi Rp12.919 per kg.
Harga kedelai biji kering impor, yang menjadi bahan baku tahu dan tempe, juga turun tipis dari Rp10.802 menjadi Rp10.758 per kg.
Ini menjadi sinyal positif bagi produsen olahan kedelai yang sebelumnya terdampak lonjakan harga bahan baku.
Garam konsumsi, yang sempat naik pada pekan lalu, kini mengalami penurunan signifikan dari Rp11.720 menjadi Rp10.642 per kg.
Harga jagung di tingkat peternak, yang merupakan bahan pakan ternak utama, juga mengalami penurunan dari Rp6.339 menjadi Rp5.696 per kg.
Penurunan ini dapat meringankan beban biaya produksi peternak ayam dan unggas lainnya.
Di sektor perikanan, harga ikan kembung turun dari Rp41.731 menjadi Rp41.040 per kg.
Sementara ikan tongkol naik dari Rp34.652 menjadi Rp35.346 per kg, dan ikan bandeng mengalami kenaikan cukup tinggi dari Rp34.860 menjadi Rp36.622 per kg.
Menurut analis pangan, tren penurunan harga ini perlu terus dikawal oleh pemerintah melalui kebijakan distribusi, subsidi logistik, serta penguatan cadangan pangan pemerintah.
Langkah seperti operasi pasar, optimalisasi SPHP, dan penguatan peran BUMN pangan dinilai akan sangat berpengaruh menjaga harga tetap stabil dalam menghadapi musim kemarau panjang dan tantangan geopolitik global.
Penurunan harga bahan pokok yang terjadi di awal Agustus ini menjadi angin segar bagi konsumen di tengah dinamika ekonomi nasional.
Meskipun masih ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, namun secara umum harga pangan dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tren menurun.