Kemendikdasmen Perkuat Pendidikan Inklusif dan Bahasa Indonesia

Minggu 03 Aug 2025 - 15:43 WIB
Reporter : Bambang Samudera
Editor : Dahlia

Lebih lanjut ia mencontohkan kemampuan luar biasa anak Indonesia itu dapat dilihat dari beragam karya yang dipamerkan di Festival Harmoni Bintang, seperti busana dan penampilan angklung dari anak-anak dengan berbagai kondisi dan latar belakang, mulai dari peserta didik Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), hingga satuan pendidikan nonformal dan informal.

"Ini tadi ditampilkan ada fashion show, kemudian pertunjukan musik dari SLB Cicendo Bandung yang itu sudah berprestasi beberapa kali tampil di Jepang dan negara yang lainnya, dan juga karya-karya dari PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan lembaga-lembaga kursus yang selama ini menjadi mitra kami dalam memberikan layanan pendidikan," kata Mendikdasmen.

Terkait dengan prestasi dan kemampuan anak-anak itu, Abdul Mu'ti mengingatkan agar masyarakat tidak merasa pendidikan hanya dapat ditempuh di sekolah-sekolah formal.

Setiap jenis sekolah, lanjut dia, akan mengembangkan beragam potensi yang dimiliki peserta didiknya.

"Jadi karena itu kami mengajak semua masyarakat, kalau tidak bisa masuk di lembaga pendidikan formal, itu bukan akhir segalanya karena masih ada lembaga pendidikan, layanan pendidikan yang kami sediakan bagi masyarakat di PKBM, di kursus-kursus, itu juga bagian dari pendidikan," ujar Mendikdasmen Abdul Mu'ti.

Selain itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengajak seluruh pihak untuk disiplin menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang-ruang publik.

Ia mengatakan kedisiplinan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang publik menjadi salah satu cara untuk menegakkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

“Komitmen kita untuk bangga, mahir, dan maju dengan bahasa Indonesia itu harus menjadi komitmen kolektif dari seluruh komponen bangsa, terutama dari kedisiplinan menggunakan bahasa Indonesia di ruang-ruang publik karena itu menjadi cara kita menegakkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara,” kata Mendikdasmen Mu'ti dalam webinar bertajuk Konsolidasi Daerah tentang Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia di Jakarta pada Jumat (01/08/2025).

Untuk memulai kedisiplinan tersebut, ia menilai perlu adanya proses dan usaha yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang hingga membentuk kebiasaan khalayak luas untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang-ruang publik.

Mu'ti menjelaskan proses dan usaha tersebut dapat dimulai dari hal-hal sederhana, seperti penamaan ruang-ruang publik yang kerap kali dikunjungi khalayak luas, seperti penamaan toilet wanita dan laki-laki tanpa menggunakan istilah bahasa Inggris.

Menurutnya, praktik penamaan yang demikian bila dilakukan secara berkesinambungan lambat laun akan mengubah persepsi mayoritas masyarakat Indonesia yang selama ini lebih merasa percaya diri dengan penggunaan istilah dari bahasa lain.

“Kadang-kadang kita ini tidak percaya diri dengan bahasa yang kita miliki itu padahal di ruang-ruang publik itu yang menurut saya perlu kita tegakkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Sederhana saja, tetapi punya makna penting,” imbuhnya.

Ia berharap dengan adanya kedisiplinan itu pula, kedaulatan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai bahasa pemersatu sekaligus bahasa negara tetap terjaga.

Terpisah, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyampaikan usulan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) agar berbagai materi pendidikan Pancasila dapat diikutsertakan dalam soal mata pelajaran (mapel) wajib Tes Kemampuan Akademik (TKA).

Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan materi pendidikan Pancasila tersebut dapat diikutsertakan dalam soal TKA mapel Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

"Di sini saya mengusulkan agar Pendidikan Pancasila ini menjadi (bagian) mata ujian nasional. Tapi supaya tidak menambah beban, misalnya mata pelajarannya itu Bahasa Indonesia, tapi pertanyaannya itu isinya tentang Pancasila, Bahasa Inggris juga begitu," kata Yudian dalam acara Rakornas Pembentukan Karakter Anak Bangsa melalui Efektivitas Penerapan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama pada Satuan Pendidikan RA, MI, MTs, MA/MAK di Jakarta.

Kategori :