Kue pare sempat jarang ditemukan di pasaran karena kalah pamor dengan kue modern dan camilan kekinian.
Namun, berkat upaya para pelestari kuliner tradisional dan tren nostalgia makanan tempo dulu, eksistensi kue pare kini mulai kembali dikenal, terutama di kalangan milenial yang ingin mencicipi warisan kuliner nenek moyang.
“Banyak anak muda sekarang penasaran dengan jajanan tradisional. Mereka sering datang ke toko saya, bertanya tentang kue pare, dan akhirnya suka setelah mencicipi,” tambah Yuni.
Kehadiran media sosial juga turut membantu mengangkat kembali nama kue pare.
Banyak akun kuliner lokal yang menampilkan proses pembuatan hingga cara penyajian kue pare, membuatnya viral dan dicari oleh pencinta kuliner.
Selain dari sisi budaya, kue pare juga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
Banyak UMKM yang mulai mengangkat kembali kue ini sebagai produk unggulan, baik untuk pasar lokal maupun sebagai oleh-oleh wisatawan.
Pemilik toko kue “Pare Manis Palembang”, Dedi, mengatakan bahwa permintaan kue pare meningkat drastis menjelang hari besar seperti Lebaran dan perayaan adat.
“Pesanan bisa naik dua sampai tiga kali lipat saat Ramadhan. Banyak yang menjadikan kue pare sebagai takjil atau sajian saat hari raya,” jelasnya.
Kue ini dijual dengan harga terjangkau, berkisar antara Rp2.000 hingga Rp5.000 per buah, tergantung ukuran dan isian. Selain unti kelapa, inovasi isian seperti coklat, keju, dan kacang hijau juga mulai dikembangkan agar menarik minat generasi muda.
Pemerintah daerah Sumatera Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian kuliner lokal, termasuk kue pare.
Beberapa festival kuliner yang diadakan di Palembang menjadikan kue ini sebagai salah satu ikon yang wajib ditampilkan.
“Kita ingin agar makanan khas seperti kue pare tidak hilang dimakan zaman. Lewat pelatihan dan promosi, kami dorong pelaku UMKM untuk terus mengembangkan dan mengenalkan kue-kue tradisional ke masyarakat luas,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Palembang, Hendri Rosyid.
Kue pare paling nikmat disantap dalam keadaan hangat.
Karena berbahan dasar kelapa dan santan, kue ini sebaiknya tidak disimpan terlalu lama. Bila ingin menyimpan, bisa dimasukkan ke dalam kulkas maksimal dua hari, lalu dikukus kembali sebelum disantap.
Untuk menikmatinya, cukup disandingkan dengan teh hangat atau kopi hitam, cocok sebagai camilan sore bersama keluarga.