Artinya, meskipun seseorang telah mengonsumsi makanan manis dalam jumlah banyak, ia cenderung tetap merasa lapar dalam waktu singkat.
Hal ini dapat menyebabkan seseorang makan secara berlebihan dalam satu hari, tanpa menyadari bahwa jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh sudah jauh melebihi kebutuhan harian.
Jika kebiasaan ini terus dibiarkan tanpa pengaturan yang baik, maka lama-kelamaan akan menyebabkan kelebihan kalori dalam tubuh yang disimpan sebagai lemak.
BACA JUGA:Pelatih Liverpool Sampaikan Duka Mendalam
BACA JUGA:Waspadai! Tantrum Anak karena Gawai Bisa Menandakan Kecanduan
Proses inilah yang akhirnya memicu kenaikan berat badan secara bertahap.
Jika tidak dikendalikan, seseorang bisa mengalami obesitas, kondisi di mana kadar lemak tubuh telah melampaui batas sehat dan mulai memengaruhi fungsi organ-organ tubuh lainnya.
Obesitas sendiri bukanlah kondisi yang bisa dianggap sepele.
BACA JUGA:Hilangkan Kecanduan Gula dengan Vanili
BACA JUGA:Atasi Perut Kembung dan Masuk Angin dengan Daun Zodia
Selain menurunkan kualitas hidup, obesitas merupakan faktor risiko utama dari berbagai penyakit kronis dan serius, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, hingga gangguan pernapasan.
Bahkan, dalam beberapa studi, obesitas juga dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker.
Untuk mencegah dampak negatif tersebut, penting bagi masyarakat untuk lebih sadar terhadap asupan gula harian mereka.
BACA JUGA:Obati Sakit Gigi Dan Radang Paru-Paru Dengan Daun Inggu
BACA JUGA:Tingkatkan Kinerja Otak dan Jaga Fungsi Saraf dengan Tebu Hijau
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar konsumsi gula tambahan tidak melebihi 10% dari total asupan kalori harian, dan bahkan lebih ideal jika kurang dari 5%.