Bursa Efek Tel Aviv mengalami aksi jual besar-besaran saat rudal Iran dilaporkan menghantam kawasan Israel Diamond Exchange — salah satu sektor ekspor utama negara tersebut.
Volume transaksi merosot tajam, investor asing menarik dana, dan nilai tukar shekel sempat terjun ke level 3,7 per dolar AS sebelum pulih ke angka 3,5.
“Kepanikan pasar hanya bisa diredam jika ada jaminan gencatan senjata dan kestabilan politik. Jika tidak, efek domino terhadap sektor finansial sangat mungkin terjadi,” kata seorang analis dari Bloomberg Middle East.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata penuh antara Israel dan Iran mulai Selasa (24/6), namun kesepakatan ini rentan dilanggar.
Hanya beberapa jam setelah pengumuman itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan serangan lanjutan ke Iran dengan alasan pelanggaran sepihak oleh Teheran — tuduhan yang dibantah keras oleh pemerintah Iran.
Sementara itu, Iran membalas dengan menembakkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik Amerika Serikat di Qatar sebagai respons atas serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran sehari sebelumnya.
Situasi ini memperlihatkan betapa rapuhnya stabilitas di kawasan, dan ketidakpastian ini membuat pelaku pasar semakin berhati-hati.
Jika konflik berlanjut, para analis memperingatkan pertumbuhan ekonomi Israel bisa terjun bebas.
Penutupan sektor-sektor strategis, pelemahan mata uang, dan tingginya pengeluaran militer dapat memicu kenaikan angka pengangguran serta memperluas kesenjangan sosial.
Sebuah laporan OECD menyebutkan bahwa sebelum perang, Israel memiliki angka kemiskinan sekitar 21 persen — tertinggi di antara negara maju.
Jika kebijakan pemangkasan anggaran sosial benar-benar dilakukan untuk menutupi biaya perang, maka angka tersebut bisa meningkat drastis.
Perang antara Israel dan Iran bukan hanya pertarungan kekuatan militer, tapi juga pertaruhan besar dalam sektor ekonomi.
Dalam waktu hanya dua minggu, konflik ini telah menunjukkan betapa mahalnya harga yang harus dibayar — bukan hanya dalam bentuk senjata dan amunisi.
Tetapi juga dalam bentuk pendidikan yang terabaikan, layanan kesehatan yang dikorbankan, dan masa depan rakyat yang tergadaikan.
Satu hal yang kini menjadi perhatian dunia adalah: apakah perang ini akan benar-benar berhenti, atau justru menjadi titik awal dari konflik ekonomi dan politik yang lebih dalam di kawasan Timur Tengah?