Dalam kepercayaan Jepang, mochi melambangkan keberuntungan, kekuatan, dan harapan baru.
Karena itulah mochi sering disajikan dalam berbagai upacara keagamaan dan perayaan penting.
Mochi dibuat dari beras ketan yang ditumbuk hingga halus dan kenyal, kemudian dibentuk menjadi bola kecil dan diisi dengan aneka bahan.
Isian tradisional mochi biasanya berupa pasta kacang merah (anko), namun dalam perkembangan kuliner modern, isian mochi semakin beragam dan kreatif.
Di Indonesia, mochi mulai dikenal luas sejak beberapa tahun terakhir, terutama seiring dengan tren makanan Asia yang meningkat.
Kota Sukabumi, Jawa Barat, bahkan terkenal dengan mochi khasnya yang disebut "Mochi Sukabumi", yang biasanya dikemas dalam kotak anyaman bambu dan menjadi oleh-oleh khas daerah tersebut.
Berbeda dengan mochi Jepang yang biasanya memiliki tekstur lebih halus dan disajikan dalam suhu dingin, mochi Sukabumi cenderung memiliki tekstur lebih padat dan kenyal, serta isian kacang manis yang khas.
Popularitas mochi terus meningkat berkat media sosial dan pengaruh budaya pop Jepang yang makin kuat di kalangan generasi muda.
Menurut pelaku usaha kuliner, permintaan mochi terus meningkat terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Mochi kini tidak hanya dijual di toko oleh-oleh, tetapi juga di kafe, restoran Jepang, hingga swalayan modern.
Seiring perkembangan zaman, mochi mengalami transformasi besar-besaran. Kini hadir berbagai varian mochi yang unik dan modern seperti:
Ice Cream Mochi: Mochi berisi es krim dengan rasa matcha, vanila, stroberi, hingga durian.
Mochi Boba: Kombinasi mochi dengan isian boba brown sugar yang populer di kalangan remaja.
Mochi Keju dan Cokelat: Cita rasa lokal yang digemari anak-anak.
Mochi Panggang: Varian mochi dengan tekstur lebih garing di luar dan tetap kenyal di dalam.
Beberapa merek lokal bahkan menciptakan mochi dengan cita rasa khas Indonesia seperti mochi rasa klepon, mochi rendang, atau mochi durian.