Di tengah kenaikan harga emas fisik, tren investasi emas digital juga berkembang pesat.
Platform seperti Pegadaian Digital, e-commerce, dan aplikasi keuangan kini menawarkan pembelian emas mulai dari 0,01 gram secara online.
Namun, emas fisik masih menjadi favorit banyak investor karena memiliki bentuk konkret dan nilai tukar yang lebih stabil.
Menurut analis pasar logam mulia dari Indonesia Gold Investor Forum, emas fisik cocok untuk penyimpanan jangka panjang dan sebagai proteksi aset saat krisis.
Sementara emas digital lebih likuid dan praktis untuk diversifikasi portofolio skala kecil.
Meski harga sudah cukup tinggi, banyak analis percaya bahwa emas masih memiliki ruang untuk tumbuh.
Sebagian menyarankan untuk tetap membeli emas secara bertahap (dollar cost averaging) untuk mengurangi risiko fluktuasi harga jangka pendek.
Bagi masyarakat yang ingin menjadikan emas sebagai tabungan atau dana darurat jangka panjang, tren kenaikan ini bisa menjadi momentum untuk memulai, asalkan disertai pemahaman terhadap resiko, likuiditas, dan pajak.
Harga emas Antam yang terus naik hingga menyentuh angka Rp1,96 juta per gram menunjukkan sentimen pasar yang positif terhadap logam mulia sebagai aset lindung nilai.
Dengan berbagai pilihan pecahan dan fasilitas transaksi, emas tetap menjadi instrumen yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi.
Namun, investor perlu memahami aspek perpajakan, tren global, dan strategi investasi agar keputusan pembelian emas menjadi lebih bijak dan menguntungkan.