Simbol Toleransi dan Harmoni Antarumat Beragama, Walikota Hadiri Peletakan Batu Pertama Pembangunan GKY Lubukl

Foto bersama usai peletakan batu pertama pembangunan GKY Kota Lubuklinggau, di Jalan Riau, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kamis 31 Juli 2025-foto:dokumen palpos-
KORANPALPOS.COM - Wali Kota Lubuklinggau, H. Rachmat Hidayat (Yoppy Karim), menghadiri secara langsung peletakan batu pertama pembangunan Gereja Kristus Yesus (GKY) di Jalan Riau, Kelurahan Jawa Kanan, Kecamatan Lubuklinggau Timur II.
Acara ini menjadi momen bersejarah, tidak hanya bagi jemaat GKY, tetapi juga bagi kemajemukan dan toleransi di Kota Lubuklinggau.
Prosesi ini disambut haru dan syukur oleh umat GKY yang sudah menantikan rumah ibadah permanen selama 28 tahun.
BACA JUGA:Banjir Melanda Dua Desa di Kabupaten OKU
BACA JUGA:Hadapi Karhutlah Polres Prabumulih Kerahkan 126 Personel H Arlan: Standby 24 Jam
Pemimpin jemaat, Pendeta Feri Novianto, menyampaikan bahwa izin pembangunan yang akhirnya terbit merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama.
“Kami sangat bersyukur. Setelah hampir tiga dekade melayani di kota ini, akhirnya Tuhan memberikan jalan bagi kami untuk membangun gereja sendiri. Ini bukan hanya mimpi yang menjadi nyata, tapi juga bukti bahwa semangat keberagaman hidup di Lubuklinggau,” ungkap Pendeta Feri haru.
Ia menjelaskan, proses perizinan telah diselesaikan sesuai prosedur, mulai dari level terbawah hingga atas.
BACA JUGA:Kodim 0402/OKI Tingkatkan Sinergitas Teritorial
BACA JUGA: 24.379 PBP di OKU Selatan Terima Bantuan Pangan Pemerintah
Luas bangunan gereja dirancang mencapai 900 meter persegi, dengan kapasitas tampung hingga 400 jemaat, dan ditargetkan selesai dalam waktu satu tahun.
“Kami tidak hanya ingin membangun fisik gereja, tetapi juga membangun relasi yang harmonis dengan masyarakat sekitar. Silaturahmi dan kedamaian akan menjadi pondasi utama pelayanan kami ke depan,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Walikota yang akrab disapa Yoppy ini menekankan pentingnya rumah ibadah sebagai tempat pembentukan moral, etika dan nilai kemanusiaan, sekaligus sebagai simbol kuat kerukunan antarumat.
BACA JUGA:DLH OKU Bentuk Tim Telusuri Sungai Wal Diduga Tercemar Limbah