Re Nissan: 7 Pabrik Tutup, Livina Model Favorit di Indonesia Terancam?

Kamis 05 Jun 2025 - 10:42 WIB
Reporter : Koerniawan
Editor : Dahlia

- Persaingan pasar EV makin sengit, terutama di China dan Eropa.

- Model Nissan tidak terlalu menonjol dibanding rival seperti Toyota, Honda, maupun pabrikan China macam BYD.

- Inovasi terhambat, padahal dunia sedang bergerak cepat ke arah elektrifikasi dan teknologi canggih.

BACA JUGA:Altroz 2025: Mobil India Rasa Eropa dengan 6 Airbag dan Fitur Mewah di Bawah Rp200 Juta

BACA JUGA:Mengenal Volvo EX30: Mobil Listrik Kompak yang Menyatukan Desain Nordik dan Inovasi Modern

- Biaya operasional tinggi, salah satunya karena terlalu banyak platform kendaraan dan komponen.

- 20.000 Karyawan Akan Di-PHK Terbesar Sepanjang Sejarah Nissan

Dalam rencana restrukturisasi ini, Nissan akan memangkas 20.000 karyawan secara global, meningkat tajam dari rencana sebelumnya yang hanya 9.000.

Angka itu setara 15% dari total tenaga kerja Nissan di seluruh dunia.

Belum ada pernyataan resmi soal negara mana yang terdampak, tapi analis otomotif memperkirakan bahwa China, Jepang, dan beberapa pabrik di Asia akan menjadi lokasi utama PHK dan efisiensi.

Ini juga bisa berdampak ke jaringan manufaktur dan pasokan suku cadang untuk wilayah ASEAN, termasuk Indonesia.

7 dari 17 Pabrik Akan Ditutup: Produksi Global Dirampingkan

Saat ini Nissan memiliki 17 pabrik di berbagai belahan dunia. Dalam rencana "Re:Nissan", sebanyak 7 pabrik akan ditutup atau dilepas sebelum Maret 2028.

Lokasi yang dipertimbangkan disebut-sebut berada di Jepang dan China, dua wilayah dengan beban biaya tinggi dan overkapasitas.

Efek domino dari penutupan pabrik ini kemungkinan besar akan dirasakan oleh jaringan produksi regional, termasuk distribusi kendaraan dan komponen.

Jika rantai pasok terganggu, harga spare part bisa naik, dan ketersediaan model tertentu menjadi terbatas.

Kategori :