Bahkan, beberapa studi awal menyebutkan bahwa ekstrak jamur enoki berpotensi digunakan dalam terapi pencegahan kanker, meski hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Jamur enoki menjadi primadona di dunia kuliner karena kemudahan dalam pengolahan dan rasa netralnya yang cocok dipadukan dengan berbagai bahan lain.
Restoran-restoran di Indonesia, mulai dari restoran Korea, Jepang, hingga masakan fusion lokal, kini banyak menyajikan menu dengan tambahan jamur enoki.
Salah satu menu populer yang kerap dijumpai adalah enoki goreng tepung, yakni jamur enoki yang digoreng kering seperti tempura dan disajikan dengan saus pedas atau mayones.
Selain itu, enoki juga sering digunakan dalam sup kimchi, shabu-shabu, hingga campuran mi instan yang semakin digemari oleh generasi muda.
“Jamur enoki goreng kami menjadi salah satu menu best seller. Banyak pelanggan suka karena teksturnya yang krispi di luar tapi lembut di dalam,” ujar Dwi Anggraini, pemilik kedai kuliner Korea di Bandung.
Seiring meningkatnya permintaan, beberapa petani di Indonesia mulai membudidayakan jamur enoki secara lokal. Budidaya jamur ini memerlukan kondisi lingkungan yang bersih, lembap, dan bersuhu rendah.
Dengan metode rumah jamur tertutup dan kontrol kelembapan, produksi enoki lokal mulai bersaing dengan produk impor dari Korea dan Tiongkok.
Namun, beberapa waktu lalu, jamur enoki sempat menjadi sorotan akibat kasus kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes di beberapa negara.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengimbau masyarakat untuk memastikan jamur enoki yang dikonsumsi berasal dari sumber terpercaya dan diolah dengan benar.
“Pastikan jamur dicuci bersih dan dimasak hingga matang untuk menghindari risiko bakteri. Jamur enoki segar umumnya berwarna putih bersih dan tidak berlendir,” ujar juru bicara BPOM dalam konferensi pers pada April lalu.
Dengan semakin banyaknya pelaku UMKM yang mengolah jamur enoki menjadi produk makanan ringan seperti keripik dan camilan instan, jamur ini menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan.
Selain itu, kehadiran enoki dalam produk makanan beku, ready to eat, dan olahan sehat lainnya memberikan peluang bagi industri makanan di Indonesia untuk terus berinovasi.
“Jamur enoki punya daya tarik visual dan tekstur yang unik. Kami melihat permintaan pasar terus meningkat, terutama dari konsumen muda yang suka mencoba menu baru,” ujar Iwan Gunawan, pelaku industri makanan beku di Surabaya.
Jamur enoki bukan sekadar bahan makanan biasa.
Dengan kandungan nutrisi yang tinggi, manfaat kesehatan yang menjanjikan, dan fleksibilitas dalam pengolahan, enoki telah menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat urban Indonesia.