Sebanyak 97 penumpang dinyatakan selamat, namun beberapa di antaranya mengalami luka-luka serta shock berat dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara dan RSHD untuk mendapatkan penanganan medis.
Pemerintah Provinsi Bengkulu langsung bergerak cepat dalam menanggapi insiden ini.
Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, yang turut meninjau proses penanganan korban di rumah sakit, menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan menegaskan bahwa pemerintah daerah akan menanggung seluruh biaya pemulangan jenazah ke kampung halaman masing-masing.
"Atas nama Pemerintah Provinsi Bengkulu kami menyampaikan duka yang mendalam atas musibah ini. Sesuai arahan Gubernur Helmi Hasan, seluruh jenazah korban diangkut oleh ambulans milik pemerintah provinsi. Kita pastikan mobil ambulans cukup dan biaya pemulangan jenazah ditanggung sepenuhnya," ujar Mian di Rumah Sakit Bhayangkara.
Ia juga menyampaikan bahwa tenaga medis telah diminta untuk memberikan pelayanan maksimal bagi para korban yang sedang dirawat.
"Musibah ini sudah terjadi, sekarang bagaimana petugas medis memaksimalkan pelayanan terhadap mereka yang masih dalam perawatan intensif," tambahnya.
Tragedi ini memicu kekhawatiran tentang standar keselamatan dalam wisata bahari di wilayah Bengkulu.
Beberapa pihak mempertanyakan apakah kapal wisata tersebut sudah sesuai dengan ketentuan operasional, memiliki pelampung cukup, dan dilakukan pemeriksaan rutin atas kondisi mesin serta kelayakan pelayaran.
Ketua Forum Pariwisata Bahari Bengkulu, Hendra Saputra, mengungkapkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan wisata laut, terutama ke Pulau Tikus yang kerap menjadi tujuan wisatawan lokal maupun luar daerah.
"Ini harus jadi bahan introspeksi. Apakah pengelola kapal sudah mengedepankan keselamatan? Bagaimana SOP evakuasi, pelatihan kru kapal, dan ketersediaan pelampung?" ujarnya.
Di sisi lain, pihak kepolisian menyatakan akan melakukan penyelidikan terhadap insiden tersebut untuk mengetahui apakah terdapat kelalaian pihak operator kapal maupun pelanggaran terhadap regulasi pelayaran wisata.
"Kami akan menyelidiki penyebab pasti kapal tenggelam. Apakah karena cuaca murni atau ada faktor teknis dan kelalaian manusia. Saksi-saksi dari kru kapal dan penumpang selamat akan kami mintai keterangan," kata Kapolresta Bengkulu melalui keterangan tertulis.
Tragedi ini menimbulkan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga korban, tapi juga masyarakat luas di Bengkulu dan daerah asal korban.
Ungkapan belasungkawa terus berdatangan melalui media sosial, termasuk dari tokoh masyarakat, pejabat daerah, dan komunitas wisata.
Netizen menyerukan pentingnya peningkatan pengawasan dan kesiapsiagaan terhadap semua moda transportasi wisata laut, termasuk regulasi ketat terhadap kapal-kapal kecil yang kerap digunakan untuk keperluan pariwisata.
Sementara itu, BPBD Provinsi Bengkulu menyarankan agar para wisatawan selalu memperhatikan informasi cuaca sebelum melakukan perjalanan laut.