Di Minangkabau, Apam juga menjadi suguhan khas dalam perayaan Maulid Nabi dan kenduri.
Bahan dan Cara Pembuatan
Secara umum, bahan utama kue Apam cukup sederhana, yaitu:
Tepung beras
Air kelapa atau santan
Gula merah atau gula pasir
Ragi (atau tape singkong sebagai fermentasi alami)
Adonan Apam biasanya didiamkan selama beberapa jam atau semalam agar mengalami fermentasi.
Proses ini menghasilkan tekstur yang lembut berongga dan aroma khas yang menjadi ciri unik kue ini.
Setelah difermentasi, adonan dikukus dalam cetakan khusus hingga matang.
Beberapa variasi modern kini menambahkan pewarna alami seperti daun pandan, ubi ungu, atau bahkan cokelat agar tampilan lebih menarik dan sesuai selera anak muda.
Kue Apam tidak hanya berfungsi sebagai makanan ringan, tetapi juga memiliki nilai simbolik yang tinggi.
Dalam banyak masyarakat, kue ini disajikan saat syukuran, tahlilan, hingga sebagai hantaran pengantin.
Di Sumatera Barat, Apam disusun bertingkat dalam wadah khusus sebagai simbol kebersamaan dan harapan baik. Sementara itu, di Aceh, kue ini biasa dijajakan pada bulan Ramadhan dan menjadi takjil favorit untuk berbuka puasa.
Tak heran jika banyak warga yang masih mempertahankan resep turun-temurun, bahkan menjadikan kue Apam sebagai usaha rumahan. Salah satunya adalah Ibu Fatimah, warga Pesisir Barat, Lampung, yang telah membuat Apam selama 30 tahun.
“Resep ini warisan dari nenek saya. Dulu kami buat untuk kenduri, sekarang saya jual juga lewat media sosial. Alhamdulillah, banyak peminatnya, bahkan dari luar daerah,” ujarnya saat ditemui di rumah produksinya.