Pisang Goreng : Camilan Tradisional yang Tetap Digemari di Tengah Modernisasi Kuliner

Sabtu 10 May 2025 - 07:00 WIB
Reporter : Yuli
Editor : Dahlia

Inovasi kuliner telah membawa camilan tradisional ini ke level yang lebih tinggi.

Pisang goreng cokelat keju, pisang goreng madu, hingga pisang goreng crispy dengan aneka topping modern seperti matcha, tiramisu, dan Oreo mulai bermunculan dan digemari generasi muda.

Salah satu pelaku usaha kuliner di Jakarta, Dinda Aprilia, pemilik gerai “Pisang Ceria,” mengungkapkan bahwa pisang goreng tetap menjadi menu andalan yang laris manis.

“Awalnya kami hanya jual pisang goreng biasa, tapi karena tren, kami kreasikan dengan topping kekinian. Ternyata anak muda suka, dan sekarang pisang goreng kami jadi viral di media sosial,” ujarnya.

Di berbagai daerah di Indonesia, pisang goreng memiliki ciri khas masing-masing.

Di Sumatera Barat, misalnya, ada pisang goreng balut yang disajikan dengan saus kinca manis. Di Makassar, dikenal dengan nama "pisang epe", yaitu pisang yang dipipihkan, dibakar, lalu disiram saus gula merah kental. Di Bali, pisang goreng kerap disajikan dengan kelapa parut dan madu lokal.

Tak hanya soal rasa, keberadaan pisang goreng juga menyimpan nilai sosial dan budaya. Banyak warga yang menjadikannya sebagai sumber penghasilan, terutama ibu rumah tangga dan pedagang kecil.

Warung pisang goreng kerap menjadi tempat berkumpul dan bersantai warga, menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat.

Pisang goreng juga berperan penting dalam mendukung ekonomi kerakyatan. Dengan modal yang relatif kecil, banyak pelaku UMKM yang memulai usaha dari berjualan pisang goreng.

Harga bahan bakunya murah, proses pembuatannya mudah, dan permintaan konsumen stabil.

Menurut data dari Dinas Koperasi dan UMKM DKI Jakarta, lebih dari 1.500 pelaku usaha kuliner di wilayah tersebut menjadikan pisang goreng sebagai salah satu produk unggulan.

Mereka berkreasi dengan kemasan yang menarik, penjualan daring melalui aplikasi pesan-antar makanan, hingga pemanfaatan media sosial untuk promosi.

“Pisang goreng itu evergreen, dari dulu sampai sekarang selalu diminati. Jadi meski sederhana, potensi bisnisnya sangat besar,” kata Bambang Sutrisno, seorang konsultan kuliner dan UMKM.

Pisang goreng memiliki kekuatan menyatukan lintas generasi. Orang tua mengenangnya sebagai makanan masa kecil, sementara anak muda kini menikmatinya dalam balutan topping kekinian. Dari meja keluarga di desa hingga kafe modern di kota, kehadiran pisang goreng tak lekang oleh waktu.

“Setiap sore saya suka beli pisang goreng sambil minum teh di teras rumah, rasanya nostalgia banget,” ujar Rina, seorang pegawai swasta di Tangerang. “Tapi saya juga suka pisang goreng keju milo yang kekinian, jadi camilan saat kerja.”

Pisang goreng bukan hanya sekadar makanan ringan. Ia adalah representasi dari tradisi, inovasi, dan kekuatan ekonomi rakyat.

Kategori :