KESEHATAN, KORANPALPOS.COM - Tradisi nyirih atau menyirih yakni kebiasaan mengunyah campuran daun sirih, pinang, kapur dan kadang-kadang tembakau telah dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia.
Di tengah gempuran gaya hidup modern nyirih tetap bertahan sebagai simbol budaya dan kesehatan khususnya di kalangan masyarakat adat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Nyirih bukan sekadar kebiasaan turun-temurun.
Di balik ritual yang tampak sederhana ini tersimpan berbagai manfaat yang telah dikenal masyarakat sejak zaman nenek moyang.
BACA JUGA:Kanker Serviks Bisa Dicegah dan Disembuhkan
BACA JUGA:Atasi Asam Urat dan Sakit Kuning dengan Air Rebusan Buah Mengkudu
Bagi para pelakunya nyirih diyakini bisa menjaga kesehatan mulut, mempererat relasi sosial hingga menjadi bentuk penghormatan dalam upacara adat.
Salah satu manfaat utama nyirih adalah kemampuannya dalam menjaga kesehatan mulut.
Kandungan antiseptik alami dalam daun sirih dipercaya mampu membunuh kuman dan bakteri penyebab bau mulut serta infeksi gusi.
Banyak masyarakat tradisional yang tidak mengenal pasta gigi modern tetapi tetap memiliki gigi kuat dan bersih berkat kebiasaan nyirih.
BACA JUGA:Jaga Fungsi Otak dan Saraf dengan Kentang
BACA JUGA:Atasi Anemia dan Insomnia dengan Daun Labu Siam
Selain daun sirih, buah pinang yang dikunyah bersama juga memiliki khasiat tersendiri.
Zat alkaloid dalam pinang dapat merangsang sistem saraf, meningkatkan fokus serta memberi efek stimulan ringan.
Hal ini menjadikan nyirih sebagai aktivitas yang menyegarkan terutama bagi para petani atau pekerja lapangan di desa-desa.
Manfaat lain yang tak kalah penting adalah perannya dalam mempererat hubungan sosial.
BACA JUGA:Sering Melahirkan Normal Dapat Tingkatkan Risiko Terpapar Virus HPV
BACA JUGA:Perkuat Tulang dan Gigi dengan Bubur Kacang Hijau
Dalam banyak budaya Indonesia, nyirih disajikan kepada tamu sebagai bentuk penghormatan.