• Terapi panas atau dingin, untuk mengurangi peradangan dan nyeri akut.
• Elektroterapi, dengan menggunakan aliran listrik rendah untuk merangsang otot dan saraf.
• Terapi pijat medis, khususnya pada titik-titik trigger point.
• Terapi laser dan gelombang kejut, sebagai metode non-invasif untuk mempercepat penyembuhan jaringan otot.
• Latihan fisik (exercise therapy) yang berfokus pada penguatan otot leher, bahu, dan punggung atas.
Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan Redcord therapy, sebuah teknologi terapi neuromuskular yang berasal dari Norwegia, dirancang untuk memperbaiki fungsi otot dan sendi secara holistik.
Terapi ini terbukti efektif untuk pasien dengan gangguan otot leher, punggung, dan nyeri muskuloskeletal kronis.
Kondisi gadget neck bisa menyerang siapa saja, tetapi ada beberapa kelompok yang lebih rentan, antara lain:
• Pekerja kantoran dan pelajar, yang menghabiskan banyak waktu di depan layar komputer.
• Pengguna aktif media sosial, yang sering menatap layar ponsel dalam waktu lama tanpa disadari.
• Anak-anak dan remaja, yang postur tubuhnya masih berkembang dan sangat mudah mengalami gangguan postural.
• Lansia, yang struktur tulang dan ototnya sudah mengalami degenerasi dan lebih rentan terhadap cedera.
Dengan meningkatnya penggunaan gawai di era modern, menjaga postur tubuh yang sehat dan kebiasaan ergonomis menjadi semakin penting.
Gadget neck bukan sekadar masalah postur, tapi juga bisa menjadi pemicu gangguan kesehatan yang lebih serius bila diabaikan.
Kesadaran untuk melakukan pencegahan, istirahat sejenak dari layar, hingga berkonsultasi dengan tenaga medis bila diperlukan, adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan tubuh di tengah era digital yang serba cepat ini.(ant)