Bahkan ada pula yang mengolah terong balado menjadi makanan beku siap saji, yang bisa ditemukan di minimarket atau dipesan secara online.
“Tujuannya bukan untuk mengubah resep tradisional, tetapi untuk memperkenalkan terong balado kepada generasi muda dengan cara yang lebih praktis,” ungkap Clara Mulyani, pelaku usaha kuliner berbasis makanan rumahan di Jakarta.
Sebagai bagian dari warisan kuliner Nusantara, terong balado merupakan simbol kekayaan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Melalui berbagai kegiatan seperti festival kuliner, lomba memasak, hingga edukasi masakan tradisional di sekolah, masyarakat diajak untuk tetap mencintai masakan lokal.
“Terong balado bukan sekadar makanan, tapi juga identitas. Dengan terus mengenalkannya kepada generasi muda, kita turut menjaga keberlangsungan budaya Indonesia,” ujar Dr. Ratna Sari Dewi, peneliti kuliner di Universitas Indonesia.
Terong balado membuktikan bahwa makanan lezat tidak harus mahal atau rumit.
Dengan bahan sederhana dan cita rasa khas Nusantara, hidangan ini terus bertahan di tengah gempuran makanan modern.
Dari dapur rumah hingga restoran berbintang, terong balado tetap menjadi primadona yang dirindukan banyak orang.*