MENJADI anggota DPRD Sumsel, tidak membuat Lia Anggraini SH MH lupa dengan masyarakat yang ada di wilayah dapil VI.
Malah, politisi Partai Demokrat ini, menjadi salah satu wakil rakyat yang cukup getol turun kelapangan, untuk mendengarkan langsung keluhan maupun usulan masyarakat.
Termasuk saat reses tahap III yang digelar dari tanggal 15-22 Oktober 2023 ini, Lia Anggraini menyempatkan diri bersilaturahmi dan mendengarkan usulan maupun keluhan masayarakat yang ada di Kabupaten Muaraenim, Pali dan Kota Prabumulih.
BACA JUGA:Reses ke Daerah Pemilihan, Ersangkut Diminta Nyabup
Beberapa daerah yang sempat dikunjungi Lia, pada reses kali ini adalah Desa Tanjung Tige kec Semende Darat Ulu kab Muara Enim, Desa plakat kec Semende Darat Ulu kab Muara Enim dan Desa Danau Gerak kec Semende Darat Ulu kab Muara Enim.
Selain itu, Lia juga berdialog dengan warga di Desa Fajar Bulan kec Semende Darat Ulu kab Muara Enim, Desa Kota Padang kec Semende Darat Tengah kab Muara Enim dan Desa Tebing Abang kec Semende Darat Tengah kab Muara Enim.
Di setiap lokasi pertemuan, Lia diterima oleh Camat dan perangkatnya, Kades dan perangkat desa, ibu-ibu pengajian, Ibu-ibu PKK, karang taruna, tokoh masyarakat, bidan dan lainnya.
BACA JUGA:Warga Minta Permudah Kepengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran
Ditemui usai reses, Anggota Fraksi Partai Demokrat ini mengatakan, saat reses dia berhasil menyerap banyak aspirasi warga, dan terbanyak masalah kelangkaan pupuk serta infrastruktur.
“Pupuk menjadi masalah yang banyak dikeluhkan petani. Menurut mereka, pemerintah selalu mengatakan mendukung sektor pertanian, tetapi dilapangan pupuk bersubsidi justru sulit didapatkan. Terutama saat musim tanam,” ujar Lia mengulang pernyataan warga.
Kalupun ada barang, lanjut Lia, harganya sangat mahal dan memberatkan petani.
BACA JUGA:Reses Tahap III, Syamsul Serap Aspirasi Warga Muaraenim, Prabumulih dan PALI
“Karena biaya produksi yang tinggi, sementara hasil panen belum tentu bagus, membuat petani engan bercocok tanam, takut terlilit hutang,” imbuhnya.
Lia juga menuturkan, selama ini petani mengaku pembagian pupuk bersubsidi banyak yang tak tepat sasaran.
“Menurut mereka, petani sering tidak kebagian pupuk bersubsidi. Sementara di kios pupuk, banyak dijual pupuk bersubsidi dengan harga mahal, inikan aneh,” lanjutnya.