Kue Pukis: Cita Rasa Legendaris dari Pinggir Jalan yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi

Rabu 16 Apr 2025 - 07:10 WIB
Reporter : Yuli
Editor : Dahlia

Setelah semua bahan dicampur dan didiamkan agar mengembang, adonan dituangkan ke dalam cetakan yang dipanaskan sebelumnya.

Adonan dibiarkan setengah matang sebelum diberi topping sesuai selera.

Setelah matang, bagian bawah kue menjadi kecokelatan, sementara atasnya tetap lembut dan mengembang.

Kini, inovasi terus dilakukan oleh para penjual pukis demi menarik minat generasi muda

Kue pukis tidak hanya ditawarkan dengan topping klasik, tetapi juga varian modern seperti green tea, red velvet, Nutella, hingga isian keju leleh.

Di era digital dan makanan cepat saji, popularitas kue pukis tidak luntur.

Bahkan, beberapa pelaku usaha memanfaatkan platform media sosial untuk memasarkan pukis dalam bentuk lebih modern dengan kemasan menarik.

Banyak gerai kue pukis bermunculan di pusat perbelanjaan dengan branding kekinian tanpa mengubah rasa aslinya.

Rina Kartikasari (25), seorang karyawan swasta di Jakarta, mengaku tetap menyukai kue pukis meski banyak jajanan modern bermunculan.

“Rasanya mengingatkan masa kecil. Dulu sering beli kue pukis sepulang sekolah. Sekarang saya suka beli di mal karena ada yang pakai topping kekinian tapi rasanya masih sama,” ujarnya.

Berkat bahan baku yang mudah ditemukan dan modal yang relatif kecil, bisnis kue pukis menjadi pilihan menarik bagi para pelaku usaha kecil menengah (UKM).

Banyak di antaranya berhasil mengembangkan usaha dari kaki lima menjadi bisnis waralaba.

Contohnya, “Pukis Kekinian Mamah Rani” yang memulai usaha dari gerobak kecil di Bekasi kini sudah memiliki 12 cabang di Jabodetabek. Menurut pemiliknya, Rani Pratiwi, rahasia suksesnya adalah inovasi rasa dan menjaga kualitas bahan.

“Kami pakai keju asli dan cokelat premium. Konsumen sekarang lebih peduli rasa dan kualitas,” jelasnya.

Pemerhati kuliner Nusantara, William Wongso, menyebutkan bahwa pelestarian makanan tradisional seperti kue pukis penting untuk menjaga identitas budaya bangsa.

“Kue pukis adalah warisan kuliner yang harus dijaga. Tidak hanya sebagai makanan, tapi juga bagian dari sejarah dan kebudayaan masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Kategori :