“Kalau tidak segera diambil tindakan, TPS Sukawinatan bisa overload. Ini bukan hanya soal penumpukan sampah, tapi bisa menjalar ke masalah kesehatan, pencemaran, dan menurunnya kualitas lingkungan kota,” ujarnya.
Ia menambahkan, fenomena peningkatan volume sampah saat Lebaran seharusnya bisa diprediksi dan diantisipasi sejak jauh hari.
Pemerintah kota, menurutnya, perlu membuat skema penanganan sampah yang adaptif terhadap momen-momen tertentu, seperti hari besar keagamaan dan libur panjang.
“Setiap tahun tren ini berulang, tapi jika tidak ada inovasi dalam pengelolaan, maka akan selalu kewalahan. Kita perlu manajemen sampah yang lebih dinamis, termasuk edukasi warga tentang pemilahan dan pengurangan sampah dari sumbernya,” jelasnya.
Taufik juga menyoroti perlunya optimalisasi teknologi dalam sistem pengangkutan dan pemrosesan sampah, serta meningkatkan kolaborasi dengan sektor swasta dan komunitas peduli lingkungan.
Ia berharap Pemkot Palembang tidak hanya fokus pada penanganan teknis semata, tetapi juga memperkuat kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan bersih dan sehat.
“Masalah ini bisa menjadi bencana lingkungan jika dibiarkan. Tapi jika ditangani dengan baik, justru bisa jadi momentum untuk mereformasi 1sistem pengelolaan sampah kita ke arah yang lebih modern dan berkelanjutan,” tutupnya.