Kondisi cuaca yang tidak menentu di beberapa sentra produksi.
Ketersediaan stok nasional yang masih mengalami penyesuaian pasca panen raya.
Distribusi logistik yang belum sepenuhnya lancar, terutama di luar Pulau Jawa.
Permintaan masyarakat yang mulai naik menjelang Ramadan dan Idulfitri.
Menurut sejumlah analis pangan, kondisi saat ini masih dalam kategori wajar dan belum mengarah pada krisis harga pangan.
Namun, tetap diperlukan pengawasan dan intervensi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga agar tidak terlalu membebani konsumen, khususnya kelompok berpenghasilan rendah.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Bulog, dan Bank Indonesia telah menyatakan kesiapannya untuk menggelar operasi pasar, penambahan pasokan, dan pemerataan distribusi apabila harga-harga mulai melonjak secara signifikan.
Di beberapa daerah, operasi pasar murah telah mulai digelar secara bertahap, termasuk di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar.
Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat dalam menghadapi lonjakan harga menjelang bulan puasa.
Harga pangan strategis nasional pada Sabtu, 5 April 2025, secara umum mengalami kenaikan tipis di sebagian besar komoditas.
Penurunan harga cabai rawit merah menjadi kabar baik di tengah naiknya harga telur, daging ayam, dan beberapa jenis beras.
Meski demikian, stabilitas harga pangan masih perlu dijaga dengan sinergi antara pemerintah, produsen, distributor, dan masyarakat.
Dengan Ramadan yang tinggal beberapa hari lagi, perhatian terhadap kestabilan harga pangan akan semakin meningkat.
Diharapkan langkah-langkah mitigasi dari pemerintah mampu menekan lonjakan harga yang biasa terjadi pada musim-musim permintaan tinggi.