KORANPALPOS.COM- AS Roma harus menelan pil pahit setelah tersingkir dari Coppa Italia usai dikalahkan AC Milan 3-1 di San Siro, Kamis (6/2/2025).
Kekalahan ini semakin menambah luka bagi Giallorossi, yang sebelumnya juga babak belur di Liga Europa setelah tumbang 0-1 dari AZ Alkmaar. Claudio Ranieri pun mulai kehilangan kesabaran!
Saat melawan Milan, Roma sebenarnya sempat menyalakan harapan lewat gol Tammy Abraham. Namun, Milan menunjukkan kelasnya dan membalas dengan gol Artem Dovbyk serta Joao Felix.
"Kami tidak menyesal kalah dari Milan, mereka memang lebih baik," ujar Ranieri. Meskipun begitu, ia tetap menyayangkan kurangnya ketajaman anak asuhnya dalam menyelesaikan peluang.
BACA JUGA:Hasil Babak 8 Besar Copa del Rey 2024/2025: Atletico Madrid & Real Madrid Lolos, Barcelona Menyusul?
BACA JUGA:Juventus Pilih Lloyd Kelly, Fans Kecewa Jay Idzes Tak Direkrut
Ranieri juga menyoroti momen krusial ketika tendangan Roma membentur tiang saat babak pertama berakhir. "Seandainya bola itu masuk, pertandingan bisa berjalan berbeda.
Tapi kami malah kebobolan dengan cara yang mirip seperti pertemuan terakhir melawan Milan," keluhnya.
Tak berhenti di Coppa Italia, penderitaan Roma berlanjut di Liga Europa! Saat menghadapi AZ Alkmaar, mereka kalah 0-1 lewat gol menit akhir Troy Parrott.
Hasil ini membuat Roma gagal lolos langsung ke babak 16 besar dan hanya bisa berharap finis di zona play-off.
BACA JUGA:Perubahan Timnas Indonesia Bikin Australia Pusing, Popovic Dihantui Taktik Kluivert
BACA JUGA:Santiago Castro Bawa Bologna ke Semifinal! Juventus atau Empoli Jadi Lawan Berikutnya?
"Sungguh menyedihkan kebobolan dengan cara seperti itu. Saya sudah mengingatkan tim untuk berhati-hati terhadap serangan balik mereka.
Tapi lihat apa yang terjadi! Pada akhir laga, ada enam pemain AZ di kotak penalti kami! Kami jelas tidak siap menghadapi situasi seperti ini," kata Ranieri dengan nada frustrasi.
Ranieri ledek gelandangnya kurang licik! Tak hanya mengkritik performa secara keseluruhan, Ranieri juga menyoroti lini tengah Roma. Ia secara khusus mengomentari permainan Manu Kone yang dianggap terlalu lambat.