Dinas Kesehatan OKU Tangani 412 Kasus DBD Selama 2024

Selasa 04 Feb 2025 - 21:36 WIB
Reporter : Eco Marleno
Editor : Maryati

Dinkes OKU juga terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menerapkan pola 3M dalam kehidupan sehari-hari. Pola 3M yang dimaksud adalah:

BACA JUGA:Warga Prabumulih Keluhkan Sulitnya Membeli LPG 3 Kg : Tak Lagi Dijual di Pengecer !

BACA JUGA:BPBD Muara Enim Perpanjang Status Siaga Darurat Banjir dan Longsor hingga Maret 2025

1. Menguras bak mandi atau tempat penampungan air secara berkala untuk mencegah perkembangan jentik nyamuk.

2. Menutup rapat tempat-tempat penyimpanan air agar tidak menjadi sarang nyamuk.

3. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti ban bekas, botol plastik, atau kaleng.

"Pola 3M ini masih menjadi cara paling efektif untuk mencegah penyebaran DBD. Jika masyarakat secara rutin menerapkannya, kita bisa menekan angka kasus DBD di tahun mendatang," tambahnya.

Selain upaya dari pemerintah daerah, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam menekan angka kasus DBD. Masyarakat diimbau untuk lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di sekitar rumah dan tempat tinggal.

"Kami sangat berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan. Jika setiap individu peduli dan melakukan langkah-langkah pencegahan, maka angka DBD bisa ditekan secara signifikan," kata Andi.

Dinkes OKU juga menggandeng berbagai pihak, termasuk kader kesehatan, tokoh masyarakat, serta pihak sekolah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya DBD dan cara pencegahannya.

Selama tahun 2024, pasien DBD yang mendapatkan perawatan di rumah sakit setempat umumnya mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri sendi, ruam kulit, dan lemas. Beberapa pasien yang mengalami kondisi lebih serius sempat menjalani perawatan intensif, namun berhasil pulih dengan penanganan medis yang tepat.

"Kami memastikan bahwa pasien yang terinfeksi DBD mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat di fasilitas kesehatan yang tersedia. Semua tenaga medis kami juga telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menangani pasien DBD dengan baik," ujar Andi.

Dinkes OKU juga telah meningkatkan fasilitas kesehatan di beberapa puskesmas dan rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan pasien DBD di masa mendatang. Penambahan tempat tidur dan fasilitas infus serta pelatihan tenaga medis menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menangani penyakit ini.

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Dinkes OKU berharap angka kasus DBD dapat menurun pada tahun-tahun mendatang. Kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat menjadi faktor utama dalam upaya pencegahan penyakit ini.

"Kami berharap ke depan kasus DBD bisa ditekan seminimal mungkin. Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, kami optimis kasus DBD di Kabupaten OKU bisa terus berkurang," pungkas Andi.

Sebagai bentuk pencegahan lebih lanjut, pemerintah daerah berencana untuk mengintensifkan sosialisasi serta menggandeng berbagai komunitas untuk turut serta dalam kampanye pemberantasan sarang nyamuk. Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan tahun 2025 angka kasus DBD di OKU dapat ditekan secara signifikan. 

Kategori :