Dinkes OKU Catat 113 Kasus DBD Hingga Mei 2025

Petugas Dinas Kesehatan OKU melakukan pengasapan nyamuk untuk mencegah penyebaran DBD. -Foto : Eco Marleno-
KORANPALPOS.COM - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), mencatat sebanyak 113 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) muncul di wilayah setempat selama periode Januari-Mei 2025.
"Selama lima bulan terakhir pada tahun ini tercatat sebanyak 113 kasus DBD di Kabupaten OKU," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) OKU, Andi Prapto, Selasa 20 Mei 2025.
Dia mengatakan, ratusan penderitaan DBD tersebut menyerang semua kalangan mulai dari pasien anak-anak hingga dewasa.
Meskipun tidak ada korban jiwa, namun pasien sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat akibat penyakit demam berdarah.
BACA JUGA:Peringati Harkitnas, Kajari Lubuklinggau Serukan Semangat Nasionalisme dan Kebersamaan
BACA JUGA:Baru Dibangun Kolam Retensi RS Holindo Ambruk, Warga Pertanyakan Kualitas
Dia menjelaskan, penyakit DBD rentan menyebar saat musim hujan karena banyak terdapat genangan air sehingga jentik nyamuk jenis aedes aegypti cepat berkembang biak dan menyebarkan penyakit pada manusia.
Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan DBD, saat ini pihaknya menggencarkan sosialisasi tentang pentingnya menerapkan pola 3M yaitu mengubur, menutup dan menguras bak penampungan air agar terhindar dari penyakit DBD.
"Pola 3M ini masih menjadi cara yang sangat efektif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari DBD," ujarnya.
Masyarakat juga disarankan untuk memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi agar nyamuk tidak masuk ke dalam rumah.
BACA JUGA:Koperasi Merah Putih Jalan Terus! Sumsel Capai 60 Persen, Herman Deru Pimpin Satgas Percepatan
BACA JUGA:PT BA dan IZI Berdayakan UMKM, Ciptakan Produk Lokal Bernilai Ekonomi Tinggi
Sementara, berdasarkan data sepanjang tahun 2024, kasus DBD di Kabupaten OKU menembus angka sebanyak 412 kasus yang menyerang pasien anak-anak hingga dewasa hingga menjalani perawatan di rumah sakit setempat akibat terserang penyakit tersebut.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2023 yang hanya berjumlah 162 kasus di mana empat orang pasien anak-anak diantaranya dinyatakan meninggal dunia akibat DBD. "Untuk data tahun 2024 tidak ada pasien yang meninggal dunia akibat DBD," ujarnya.