Sejumlah warga lainnya juga menyatakan keprihatinan mereka. Krisis air ini tidak hanya menyulitkan aktivitas rumah tangga, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan kebersihan lingkungan.
"Kalau tidak ada air, bagaimana kami mau memasak, mencuci, bahkan sekadar membersihkan rumah? Ini benar-benar menyusahkan kami semua," keluh seorang ibu rumah tangga di RW 03.
Menanggapi keluhan warga, Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menyatakan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan PT TSM untuk mencari solusi. Wali Kota Palembang juga disebut akan turun langsung untuk mengevaluasi permasalahan ini.
BACA JUGA:Awal 2025, Terima Tujuh Laporan Soal Layanan Publik
Pemerintah Kota sedang mempertimbangkan langkah-langkah berikut untuk mengatasi krisis air bersih di Kebun Bunga:
1. Mengevaluasi kapasitas produksi PT TSM dan kemungkinan peningkatan infrastruktur distribusi air.
2. Memastikan keadilan dalam distribusi air agar pelanggan lama tidak dirugikan akibat adanya pelanggan baru.
3. Memeriksa keakuratan meteran air guna menghindari tagihan membengkak akibat pencatatan yang tidak sesuai dengan konsumsi air riil.
4. Menyediakan alternatif pasokan air sementara, seperti mendistribusikan air menggunakan mobil tangki bagi warga yang terdampak parah.
Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret agar masalah ini tidak berlarut-larut. Selain itu, mereka juga menuntut PT TSM untuk transparan dalam mengelola pasokan air dan memberikan solusi nyata atas persoalan yang ada.
"Kami tidak bisa terus menunggu janji-janji tanpa ada realisasi. Kami ingin air mengalir kembali seperti sebelumnya," ujar seorang warga.
BACA JUGA:Bersinergi Cetak Sawah Baru : Dintan Sumsel-Korem Gapo
Jika dalam waktu dekat tidak ada penyelesaian, warga berencana untuk mengajukan petisi dan audiensi dengan pemerintah daerah guna meminta intervensi lebih lanjut terkait layanan air bersih ini.(ant)