Kesalahan kecil, seperti suhu minyak yang terlalu rendah, bisa membuat cakue berminyak dan kurang nikmat.
BACA JUGA:Beragam Jenis Bubur yang Populer di Indonesia dan Dunia
BACA JUGA:Apa Itu Cabe Setan? Pedasnya yang Membakar Lidah
Di beberapa daerah, cakue juga disajikan dengan inovasi tambahan seperti isian ayam, udang, atau saus cocolan, seperti saus kacang atau mayones pedas.
Di era modern, berbagai jajanan dari luar negeri mulai memasuki pasar Indonesia, seperti churros, donat Korea, hingga pastry ala Prancis.
Namun, cakue tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.
Harganya yang terjangkau dan rasanya yang otentik menjadi alasan utama popularitasnya tidak tergeser.
Tidak hanya dijual di pasar tradisional, kini cakue juga hadir di berbagai restoran dan kafe modern dengan tampilan lebih mewah.
Beberapa kafe bahkan menyajikan cakue dengan berbagai saus unik, seperti saus keju, karamel, atau bahkan Nutella, untuk menarik perhatian generasi muda.
Selain itu, banyak penjual cakue keliling yang tetap mempertahankan cara tradisional dalam menjajakan makanan ini.
Biasanya, mereka menjual cakue bersama odading atau roti goreng lainnya, menciptakan kombinasi sempurna bagi para pecinta kuliner tradisional.
Belakangan ini, cakue kembali menjadi perhatian setelah beberapa kreator konten kuliner mempromosikan jajanan ini di media sosial.
Mereka sering menunjukkan proses pembuatan cakue yang menarik, mulai dari menguleni adonan hingga gorengan yang mengembang sempurna di wajan.
Tren ini turut mendorong generasi muda untuk mencoba atau bahkan mempelajari cara membuat cakue sendiri di rumah. Beberapa resep modifikasi juga bermunculan, seperti cakue isi cokelat, keju, hingga varian pedas.
Cakue tidak hanya menjadi favorit bagi penikmat kuliner, tetapi juga memberi peluang ekonomi bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM).
Penjual cakue keliling dan pedagang kaki lima di berbagai kota di Indonesia merasakan dampak positif dari popularitas jajanan ini.