Kedua kendaraan tersebut berbagi dimensi utama, termasuk panjang wheelbase 2.915 mm dan lebar bodi 1.895 mm.
Hal ini menunjukkan bahwa Nissan-Dongfeng menggunakan basis yang serupa untuk kedua model tersebut, dengan beberapa penyesuaian untuk mencerminkan identitas merek masing-masing.
Demi menarik minat konsumen, Nissan N7 ditawarkan dalam dua opsi ukuran roda, yakni R17 dan R19.
BACA JUGA:Mengapa Mitsubishi Fuso Tetap Jadi Pilihan Utama Selama 54 Tahun di Indonesia ? Simak Penjelasannya
BACA JUGA:New Honda City Hatchback RS Meluncur : Hadir dengan Pembaruan Desain dan Teknologi Canggih !
Selain itu, mobil ini dilengkapi dengan satu motor listrik buatan Dongfeng, yang tersedia dalam dua varian tenaga.
1. Varian entry-level menghasilkan daya 160 kW (215 hp).
2. Varian lebih tinggi menawarkan tenaga maksimal 200 kW (268 hp).
Sedan ini menggunakan baterai LFP (lithium iron phosphate) yang diproduksi oleh Dongfeng-Sunwoda JV, mitra baterai lokal yang telah bekerja sama dengan Dongfeng dalam pengembangan teknologi baterai mutakhir.
Keputusan Nissan untuk meluncurkan sedan listrik N7 didorong oleh tren pasar yang menunjukkan dominasi kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) dan plug-in hybrid (PHEV) di China.
Pasar kendaraan listrik di negara tersebut berkembang pesat, didukung oleh insentif pemerintah dan preferensi konsumen terhadap kendaraan ramah lingkungan.
Namun, selama lima tahun terakhir, Nissan menghadapi tantangan besar di pasar China.
Penjualan perusahaan asal Jepang ini terus menurun, bahkan pada tahun 2024 tercatat mengalami penurunan hingga 49 persen dibandingkan dengan tahun 2019.
Salah satu penyebabnya adalah minimnya portofolio kendaraan listrik Nissan, yang hanya mengandalkan SUV listrik Ariya.
Ariya, yang pernah menjadi inovasi unggulan Nissan, kini dinilai kalah bersaing dengan model dari produsen lokal maupun global.
Kehadiran Nissan N7 diharapkan menjadi solusi untuk memperbaiki posisi pasar Nissan di China dan memperluas jangkauan konsumen di segmen sedan listrik.