"Saya suka bermain 4-3-3. Posisi ini pernah diterapkan di bawah Louis van Gaal, tetapi saya juga ingin memastikan para pemain merasa nyaman," katanya.
Formasi ini memberikan fleksibilitas dalam menyerang dan bertahan, dengan memanfaatkan lini tengah yang solid serta trisula di lini depan.
3. Prioritas untuk Pemain yang Dapat Menit Bermain
Kebijakan Kluivert yang paling kontroversial adalah soal pemanggilan pemain ke Timnas.
Berbeda dengan Shin Tae-yong yang sering memberi kesempatan kepada pemain minim menit bermain di klub, Kluivert menegaskan hanya akan memanggil mereka yang aktif bermain di kompetisi.
BACA JUGA:Patrick Kluivert Bertemu Indra Sjafri Jelang Piala Asia U-20
BACA JUGA:Gregoria Melangkah ke 16 Besar India Open
"Jika para pemain tidak punya playing time di klub, maka dia tidak bisa dapat kesempatan," tegas Kluivert.
Langkah ini diambil karena menurut Kluivert, menit bermain adalah indikator utama kebugaran dan kesiapan pemain untuk bertanding di level internasional.
Kebijakan ini membuat beberapa pemain yang sebelumnya jadi andalan STY kini harus bekerja ekstra keras untuk mendapat tempat di tim utama.
Dampak Perubahan
Perubahan yang dibawa Kluivert ini tidak hanya memengaruhi gaya permainan, tetapi juga strategi seleksi pemain. Pemain-pemain yang selama ini bergantung pada kepercayaan STY kini harus membuktikan diri di klub masing-masing.
BACA JUGA:Optimisme MU Hadapi Southampton
BACA JUGA:Era Baru Timnas Indonesia di Tangan Patrick Kluivert
Selain itu, pendekatan menyerang dan formasi baru yang diterapkan Kluivert juga menjadi tantangan bagi para pemain untuk beradaptasi. Namun, filosofi ini berpotensi membawa Timnas Indonesia ke level permainan yang lebih kompetitif.
Patrick Kluivert datang dengan misi besar untuk membawa Timnas Indonesia ke level baru. Dengan perubahan gaya bermain, formasi, dan seleksi pemain yang lebih ketat, pelatih berusia 48 tahun ini ingin menciptakan tim yang lebih tangguh dan kompetitif. Akankah pendekatan ini membuahkan hasil? Waktu yang akan menjawabnya.