Perasaan takut dan terhina ini membuat Bima merasa bahwa dirinya harus membela harga dirinya terlebih dahulu.
BACA JUGA:Geram Sepeda Motornya Dicuri, Warga Ogan Ilir Gelar Sayembara Berhadiah Rp 10 Juta
BACA JUGA:Sepasang Kekasih Terlibat Bisnis Narkoba : Edingnya Begini !
Ia menganggap bahwa jika tidak membalas ancaman itu, ia akan menjadi sasaran berikutnya.
Dalam keadaan emosi yang meluap-luap, Bima mengajak Eki dan seorang rekan mereka berinisial R untuk merencanakan serangan balasan.
Dengan alasan pembelaan diri, mereka menyusun rencana untuk mendatangi Hariansyah.
Bima juga mengungkapkan bahwa ia sebelumnya sudah merasa kesal dengan perilaku Hariansyah yang kerap memaksanya untuk memberikan uang.
“Dia suka malak-malak, pak. Itu yang bikin saya kesel,” tambah Bima, yang mengungkapkan bahwa rasa ketidakadilan ini turut memperburuk emosinya.
Dengan niat balas dendam yang membara, Bima bersama Eki dan R mendatangi lokasi kejadian.
Bima membawa celurit panjang sebagai senjata utama, sementara Eki dan R membawa obeng dan pipa besi.
Ketiganya yakin bahwa mereka bisa mengatasi ancaman dari Hariansyah dengan kekerasan.
Namun, situasi yang sudah semakin memanas ini ternyata memburuk dengan cepat.
Ketika mereka tiba di lokasi, Bima langsung menyerang Hariansyah dengan celurit. Namun, yang terjadi selanjutnya benar-benar tak terduga.
Dalam kekacauan yang terjadi, sabetan celurit yang dilayangkan Bima mengenai tubuh seorang bocah yang tengah berada di sana, yakni VS. Anak malang tersebut, yang tidak tahu apa-apa, ikut terjatuh menjadi korban tanpa sengaja.
“Anak kecil yang tidak tahu apa-apa ikut terkena. Pelaku yang datang tiba-tiba, tanpa disadari, ketika hendak membacok korban Hariansyah juga mengenai korban bernama Vito,” jelas Kombes Pol Harryo Sugihartono, Kapolrestabes Palembang, dengan nada prihatin.
Dalam sekejap, seorang bocah tak berdosa kehilangan nyawanya hanya karena terperangkap dalam tindakan kekerasan yang bukan merupakan tujuan utama para pelaku.