Kawasan ini dilengkapi dengan kolam besar, taman, dan fasilitas olahraga, sehingga kerap menjadi tujuan favorit warga untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Kemunculan ular di Kambang Iwak sebenarnya bukan pertama kali terjadi.
Beberapa pengunjung menyebutkan bahwa keberadaan ular, biawak, dan hewan liar lainnya di sekitar kolam adalah hal yang lumrah.
Kolam ini dianggap sebagai habitat alami beberapa satwa liar, termasuk ular sanca.
“Biasanya ular-ular ini tidak keluar dari kolam. Mungkin karena pengunjung ramai, ular itu merasa terganggu dan akhirnya muncul ke permukaan,” ungkap seorang petugas keamanan setempat.
Kemunculan ular sanca di ruang publik seperti ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan kawasan Kambang Iwak.
Pihak berwenang diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan mengambil langkah antisipatif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah melakukan inspeksi rutin di area kolam dan sekitarnya untuk memastikan keamanan pengunjung.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi situasi seperti ini juga menjadi hal penting.
Pengunjung perlu diberi pemahaman bahwa ular sanca, meski tidak berbisa, tetap dapat berbahaya jika merasa terancam.
Kejadian munculnya ular sanca sepanjang empat meter di Kambang Iwak, Palembang, menjadi momen tak terlupakan bagi para pengunjung yang sedang menikmati akhir pekan.
Meski sempat membuat panik, aksi cepat petugas dan keberanian dua pemuda dalam menangkap ular tersebut berhasil mengatasi situasi dengan aman.
Kejadian ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara ruang publik dan habitat alami satwa liar.
Dengan langkah antisipatif yang tepat, kawasan Kambang Iwak dapat tetap menjadi ruang rekreasi yang aman dan nyaman bagi seluruh warga Palembang.