Dari data survei di 115 negara yang menunjukkan bahwa sebagian besar negara tidak menyediakan layanan yang memadai untuk kanker dalam cakupan kesehatan universal (UHC).
BACA JUGA:Bandara SMA II Layani 2,8 Juta Penumpang Sepanjang 2024
BACA JUGA:Dua Kantor Imigrasi di Sumsel Himpun PNBP Rp48,679 Miliar
Hanya 39 dari 115 negara yang memasukkan manajemen kanker sebagai layanan kesehatan inti untuk seluruh warga negara. Kondisi ini akan membuat risiko kematian bagi penderita kanker semakin tinggi.
Edward menjelaskan, dari sejumlah negara yang disurvei oleh WHO juga menunjukkan bahwa hanya 28 persen negara yang menyediakan pelayanan paliatif, yakni dengan memaksimalkan kualitas hidup pasien dan mengurangi gejala yang mengganggu.
Layanan paliatif dibutuhkan oleh pasien kanker stadium lanjut dengan kemungkinan sembuh kecil tetapi tetap membutuhkan layanan kesehatan agar kualitas hidupnya tetap terpenuhi.
"Pada program deteksi dini kanker payudara tahun 2020-2022, provinsi Sumatera Selatan mencapai cakupan 32,46% dari target capaian 45%, dengan jumlah skrining 425.160 jiwa (wanita usia 30-50 tahun) dari target skrining 589.395 jiwa.
BACA JUGA:KPI Produksi 50.172 Ton Biji Plastik
BACA JUGA:Sarankan Antar Makanan Bergizi Gratis Pakai Mobil Boks
Maka dari itu dengan dibangunnya gedung Onkologi terpadu di RSMH ini diharapkan dapat melakukan pencegahan dan pengobatan penyakit kanker yang semakin meningkat baik kuantitas maupun kualitas khususnya di wilayah Sumatera Selatan, didukung dengan adanya tim dokter spesialis yang memiliki kompetensi dan berpengalaman, dan juga fasilitas dan teknologi pengobatan yang canggih,” tandasnya
Di tempat yang sama, Menkes menyampaikan penyakit kanker membunuh sekitar dua ratus ribu lebih rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah harus benar-benar serius dalam pelayanan kesehatan dan pengobatan kanker.
Bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun beresiko kanker. Itu sebabnya pemerintah sedang memprioritaskan deteksi dini kanker payudara pada perempuan, dan kanker paru juga kanker kolorektal pada laki-laki.
"Kita Ingin agar semua ilmu-ilmu (kedokteran) dapat diturunkan ke bawah (dokter-dokter di pelosok) agar masyarakat bisa merasakan manfaatnya.
BACA JUGA:Berikan Insentif Pajak Kendaraan : Langkah Pemprov Sumsel Pasca Penerapan Opsen
BACA JUGA:Sidang Paripurna Istimewa HUT ke-21 Kabupaten Ogan Ilir Digelar Besok, Begini Persiapanya
Pencegahan jauh lebih bagus. Deteksi harus sedini mungkin. Pada pria, kanker paru memang sangat sulit dideteksi.