"Jika Anda awalnya merencanakan liburan ke Bali yang memerlukan anggaran besar, Anda bisa mempertimbangkan destinasi lokal seperti Bogor atau Puncak yang lebih dekat dan ramah anggaran," lanjutnya.
Dengan cara ini, tujuan liburan tetap tercapai tanpa harus membebani keuangan dan mengurangi tekanan finansial.
Psikolog Ika juga menekankan pentingnya membuat resolusi yang terukur dan realistis.
BACA JUGA:Apple Siap Produksi iPhone 17 Air : Hadir dengan Desain Ultra Tipis dan Kamera Tunggal !
BACA JUGA:AI Gemini 2.0 Resmi Dirilis : Inovasi Google yang Mendukung Bahasa Indonesia !
Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan banyak orang adalah menetapkan tujuan yang terlalu tinggi tanpa mempertimbangkan kapasitas dan kondisi nyata.
"Contohnya, seseorang mungkin ingin berlibur ke Jepang karena teman-temannya sudah pernah ke sana, tetapi apakah kondisi finansial dan pekerjaan memungkinkan untuk mencapai itu? Jika tidak, maka keinginan tersebut bisa berubah menjadi beban," jelasnya.
Ika berpendapat bahwa resolusi yang baik seharusnya memiliki tujuan yang jelas, langkah-langkah yang terukur, dan dapat dievaluasi.
Sebagai contoh, jika resolusi seseorang adalah untuk lebih sehat, alih-alih langsung menetapkan tujuan berat badan ideal, bisa dimulai dengan target yang lebih realistis seperti berjalan 10.000 langkah setiap hari atau meningkatkan konsumsi sayur dan buah.
"Dengan demikian, resolusi menjadi langkah nyata menuju perubahan positif tanpa menambah tekanan mental," ujarnya.
Salah satu cara efektif untuk mengurangi stres akibat resolusi yang tidak tercapai adalah dengan mereview pencapaian tahun sebelumnya.
Terkadang, kita merasa tidak mencapai apa-apa, padahal jika dilihat kembali, mungkin banyak hal signifikan yang telah dilakukan.
Ika memberikan contoh, "Jika tahun sebelumnya Anda berusaha untuk berolahraga lebih rutin, meskipun belum mencapai berat badan ideal, upaya seperti berjalan 10.000 langkah setiap hari tetap merupakan pencapaian yang patut diapresiasi."
Dengan merefleksikan pencapaian tahun lalu, kita bisa lebih realistis dalam menetapkan target dan menghindari rasa kecewa.
"Seringkali, kita lebih fokus pada hal yang belum tercapai dan melupakan hal-hal kecil yang sebenarnya sudah berhasil kita raih," ujar Ika.
Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya melihat resolusi sebagai hal yang harus dicapai, tetapi juga sebagai langkah-langkah kecil menuju perubahan besar yang lebih baik.