Perbedaan tren ini mencerminkan preferensi konsumen terhadap jenis minyak goreng yang mereka gunakan.
Harga tepung terigu curah turun sebesar 0,89 persen atau Rp90 menjadi Rp10.050 per kg.
Tepung terigu non-curah juga mengalami penurunan sebesar 0,76 persen atau Rp100 menjadi Rp12.990 per kg.
Penurunan ini dipengaruhi oleh pasokan yang melimpah di pasaran.
Sementara itu, harga jagung di tingkat peternak naik cukup signifikan sebesar 3,94 persen atau Rp240 menjadi Rp6.330 per kg.
Kenaikan ini berkaitan dengan tingginya permintaan jagung untuk pakan ternak, khususnya di wilayah sentra produksi peternakan.
Harga garam halus beryodium naik 2,34 persen atau Rp270 menjadi Rp11.820 per kg.
Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan garam untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil.
Di sektor perikanan, harga ikan kembung naik 5,73 persen atau Rp2.150 menjadi Rp39.670 per kg.
Ikan bandeng juga mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen atau Rp70 menjadi Rp33.620 per kg.
Sebaliknya, ikan tongkol turun tipis 0,03 persen atau Rp10 menjadi Rp31.610 per kg. Fluktuasi harga ini mencerminkan dinamika pasokan dan permintaan di pasar perikanan.
Fluktuasi harga pangan yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, antara lain cuaca, distribusi, dan permintaan pasar.
Cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah memengaruhi produksi komoditas seperti cabai, bawang, dan beras.
Di sisi lain, kendala distribusi di beberapa daerah juga turut berkontribusi pada kenaikan harga tertentu.
Selain itu, tingginya konsumsi masyarakat menjelang libur akhir tahun mendorong kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti gula, daging ayam, dan telur.
Namun, upaya stabilisasi pasokan oleh Bulog dan pemerintah daerah membantu menekan kenaikan harga beras dan beberapa komoditas lainnya.