OKI - Ratusan hektar lahan sawah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang terbengkalai selama lebih dari 15 tahun kini menjadi perhatian utama warga.
Mereka berharap sawah-sawah tersebut dapat kembali produktif dan meminta bantuan kepada anggota DPRD Sumsel dari Dapil III, H. Sri Sutandi, SE., MBA., untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Harapan itu disampaikan langsung oleh warga kepada Sri Sutandi selama masa reses tahap I tahun 2024, yang berlangsung dari 2 hingga 9 Desember 2024.
Dalam reses perorangan ini, Sri Sutandi mengunjungi enam desa di Kecamatan Kayuagung dan SP Padang, termasuk Desa Celikah, Desa Kijang Ulu, Desa Awal Terusan, Desa Terusan Laut, Desa Batu Ampar Lama, dan Desa Batu Ampar Baru.
BACA JUGA:Hj. Lury Elza Prioritaskan Fasilitas Pendidikan dan Akses Air Bersih di Dapil VI
BACA JUGA:Warga Prabumulih Barat Sampaikan Keluh Kesah : DPRD Sumsel Janji Perjuangkan !
Sri Sutandi mengungkapkan bahwa penyebab utama sawah-sawah tersebut tidak bisa ditanami adalah kondisi sungai yang dangkal sehingga tak mampu mengairi lahan.
"Menurut warga, sawah di sepanjang aliran sungai dari Desa Batu Ampar hingga Terusan Laut sudah tak bisa digarap karena tidak ada pasokan air," ujar Sri Sutandi.
Ia menambahkan, keluhan ini disampaikan hampir oleh semua warga di desa-desa yang dikunjungi. Solusi yang diusulkan adalah normalisasi sungai untuk mengembalikan fungsinya sebagai sumber irigasi.
"Saya sudah lihat langsung kondisinya, dan normalisasi sungai ini sangat memungkinkan dilakukan. Selain itu, warga juga mengusulkan pencetakan sawah baru agar lahan dapat kembali produktif," jelas politisi Partai Nasdem ini.
Sri Sutandi memastikan bahwa aspirasi ini telah masuk dalam perencanaannya.
"Anggaran 2025 sudah disahkan, jadi ini akan kami perjuangkan untuk masuk ke dalam anggaran tahun berikutnya," katanya.
Menurutnya, meskipun persoalan ini menjadi kewenangan pemkab OKI, bantuan dari pemprov sangat memungkinkan melalui dana bantuan gubernur.
Hal ini sejalan dengan visi dan misi Gubernur Sumsel serta Bupati OKI untuk jadikan daerah ini sebagai lumbung pangan.
Selain masalah sawah, warga juga menyampaikan kebutuhan lain, seperti pembangunan jalan setapak penghubung antardesa, jalan menuju pemakaman, serta permintaan balai desa di Desa Kijang Ulu.