Harga jagung di tingkat peternak turun 2,01 persen atau Rp120 menjadi Rp5.850 per kg. Garam halus beryodium mencatatkan penurunan tajam sebesar 5,01 persen atau Rp580 menjadi Rp11.000 per kg.
Namun, harga beberapa komoditas perikanan mengalami kenaikan.
Ikan kembung naik 2,18 persen atau Rp810 menjadi Rp37.590 per kg, dan ikan tongkol naik 1,47 persen atau Rp460 menjadi Rp31.660 per kg.
Sementara itu, ikan bandeng mengalami penurunan harga sebesar 2,92 persen atau Rp980, menjadi Rp32.540 per kg.
Penurunan harga mayoritas komoditas pangan ini diduga terkait dengan upaya pemerintah dalam menjaga pasokan dan distribusi bahan pangan secara nasional.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah terus memantau harga komoditas melalui Panel Harga Bapanas untuk memastikan stabilitas harga dan mencegah lonjakan yang merugikan konsumen.
“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk distributor, produsen, dan pemerintah daerah untuk memastikan stok pangan mencukupi menjelang akhir tahun,” ujarnya dalam kesempatan sebelumnya.
Selain itu, penurunan harga juga didorong oleh mulai berkurangnya tekanan permintaan pascapuncak kebutuhan di akhir bulan lalu.
Musim panen di sejumlah wilayah turut berkontribusi dalam menstabilkan pasokan dan harga bahan pangan tertentu seperti cabai, bawang, dan beras.
Meskipun sebagian besar harga pangan turun, masih ada komoditas tertentu yang menunjukkan kenaikan, seperti daging sapi dan ikan tertentu.
Pemerintah berharap agar tren penurunan harga ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun, memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat.
Masyarakat diharapkan tetap bijak dalam berbelanja dan memanfaatkan informasi harga dari Panel Harga Bapanas untuk mendapatkan bahan pangan dengan harga terbaik.
Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, distributor, dan masyarakat, stabilitas harga pangan dapat terus terjaga untuk mendukung kesejahteraan bersama.