“Kami sudah melakukan olah TKP dan identifikasi. Jenazah korban telah dibawa ke RSUD Sekayu untuk dilakukan autopsi. Setelah itu, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” jelas Rama.
BACA JUGA:Pemerintah Resmi Naikan UMP 6,5 Persen : Angin Segar bagi Pekerja !
BACA JUGA:98 Pemain Narkoba di Musi Rawas Digulung Polisi : Disita Barang Bukti 717,6 Gram Sabu !
Proses olah TKP berlangsung lancar dengan bantuan warga setempat.
Pihak kepolisian juga mengamankan lokasi dan mengumpulkan barang bukti yang dapat mendukung penyelidikan.
Mengenai penyebab korban mengambil tindakan tersebut, Kapolsek Rama menjelaskan bahwa korban diduga mengalami depresi.
Informasi ini diperoleh dari keterangan keluarga yang menyebut bahwa Septa Hendra beberapa kali menunjukkan tanda-tanda gangguan emosional dan tekanan psikologis sebelum kejadian.
“Keterangan dari keluarga korban menyebutkan bahwa korban mengalami depresi. Namun, kami masih mendalami lebih lanjut untuk memastikan tidak ada unsur lain dalam kejadian ini,” kata Kapolsek.
Peristiwa ini mengejutkan warga Dusun 4 Sukarami. Beberapa tetangga korban menyampaikan bahwa Septa dikenal sebagai sosok pendiam dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
“Kami tidak menyangka. Selama ini dia tidak pernah menunjukkan perilaku aneh di depan kami. Tapi mungkin dia menyimpan masalah yang tidak diketahui orang lain,” ujar salah satu tetangga korban.
Sementara itu, pihak keluarga masih berduka mendalam atas kehilangan ini.
Mereka berharap masyarakat tidak berspekulasi berlebihan terkait penyebab kejadian.
“Kami mohon agar semua pihak menghormati privasi keluarga dan tidak menyebarkan informasi yang belum pasti,” kata seorang anggota keluarga.
Kejadian ini menambah daftar kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia, terutama di daerah pedesaan.
Banyak kasus serupa yang dipicu oleh tekanan mental, masalah pribadi, atau kurangnya dukungan emosional.
Menurut psikolog, depresi adalah salah satu penyebab utama tindakan bunuh diri.