Media sosial pun dipenuhi ucapan duka cita dan kritik terhadap pengelolaan transportasi publik.
Menanggapi insiden ini, pemerintah setempat melalui Dinas Perhubungan Lubuklinggau menyatakan komitmennya untuk meningkatkan pengawasan terhadap armada transportasi umum.
Kepala Dinas Perhubungan mengimbau seluruh operator bus untuk memastikan kendaraannya dalam kondisi layak jalan dan dilengkapi dengan fasilitas keselamatan.
“Kami akan memperketat inspeksi kendaraan, khususnya menjelang musim liburan akhir tahun. Semua moda transportasi harus memenuhi standar keselamatan, termasuk keberadaan pintu darurat yang dapat diakses dengan mudah,” tegas Kepala Dinas Perhubungan.
Tragedi kebakaran bus ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, mulai dari pengelola transportasi, pemerintah, hingga masyarakat.
Insiden tersebut menggarisbawahi pentingnya kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat, baik melalui pelatihan evakuasi bagi penumpang maupun perawatan rutin kendaraan.
Organisasi pemerhati keselamatan transportasi juga menyerukan pentingnya edukasi keselamatan kepada pengguna transportasi umum.
“Penumpang harus tahu di mana letak pintu darurat dan cara menggunakannya. Ini bisa menyelamatkan nyawa dalam situasi genting,” ujar seorang aktivis keselamatan transportasi.
Hingga kini, pihak kepolisian terus mendalami penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran bus dan bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Tragedi ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperbaiki sistem keselamatan transportasi di Lubuklinggau dan wilayah lain di Indonesia.
Dengan langkah nyata dari semua pihak, semoga kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan.
Untuk keluarga korban, masyarakat Lubuklinggau, dan pengguna transportasi umum lainnya, semoga tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dan tanggung jawab bersama.